Minggu, 17 Oktober 2010

Ngentot Ibu warung

Pada waktu itu aku pulang dari kampus sekitar pukul 20:00 karena ada kuliah malam. Sesampainya di tempat kost, perutku minta diisi. Aku langsung saja pergi ke warung tempat langgananku di depan rumah. Warung itu milik Ibu Sari, umurnya 30 tahun. Dia seorang janda ditinggal mati suaminya dan belum punya anak. Orangnya cantik dan bodynya bagus. Aku melihat warungnya masih buka tapi kok kelihatannya sudah sepi. Wah, jangan-jangan makanannya sudah habis, aduh bisa mati kelaparan aku nanti. Lalu aku langsung masuk ke dalam warungnya.
“Tante..?”
“Eee.. Dik Sony, mau makan ya?”
“Eee.. ayam gorengnya masih ada, Tante?”
“Aduhh.. udah habis tuch, ini tinggal kepalanya doang.”
“Waduhh.. bisa makan nasi tok nich..” kataku memelas.
“Kalau Dik Sony mau, ayo ke rumah tante. Di rumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Sony mau nggak?”
“Terserah Tante aja dech..”
“Tunggu sebentar ya, biar Tante tutup dulu warungnya?”
“Mari saya bantu Tante.”
Lalu setelah menutup warung itu, saya ikut dengannya pergi ke rumahnya yang tidak jauh dari warung itu. Sesampai di rumahnya..
“Dik Sony, tunggu sebentar ya. Oh ya, kalau mau nonton TV nyalakan aja.. ya jangan malu-malu. Tante mau ganti pakaian dulu..”
“Ya Tante..” jawabku.
Lalu Tante Sari masuk ke kamarnya, terus beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek warna putih. Wow keren, bodynya yang sexy terpampang di mataku, puting susunya yang menyembul dari balik kaosnya itu, betapa besar dan menantang susunya itu. Kakinya yang panjang dan jenjang, putih dan mulus serta ditumbuhi bulu-bulu halus.
Dia menuju ke dapur, lalu aku meneruskan nonton TV-nya. Setelah beberapa saat.
“Dik.. Dik Sony.. coba kemari sebentar?”
“Ya Tante.. sebentar..” kataku sambil berlari menuju dapur.
Setelah sampai di pintu dapur.
“Ada apa Tante?” tanyaku.
“E.. Tante cuman mau tanya, Dik Sony suka bagian mana.. dada, sayap atau paha?”
“Eee.. bagian paha aja, Tante.” kataku sambil memandang tubuh Tante Sari yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Tubuhnya begitu indah.
“Dik Sony suka paha ya.. eehhmm..” katanya sambil menggoreng ayam.
“Ya Tante, soalnya bagian paha sangat enak dan gurih.” kataku.
“Aduhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhh.. mungkin ada semut nakal.. aduhh..”
Aku kaget sekaligus bingung, kuperiksa paha Tante. Tidak ada apa-apa.
“Nggak ada semutnya kok Tante..” kataku sambil memandang paha putih mulus plus bulu-bulu halus yang membuat penisku naik 10%.
“Masak sih, coba kamu gosok-gosok pakai tangan biar gatelnya hilang.” pintanya.
“Baik Tante..” lalu kugosok-gosok pahanya dengan tanganku. Wow, begitu halus, selembut kain sutera dari China.
“Bagaimana Tante, sudah hilang gatelnya?”
“Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Sony pintar dech..” katanya membuatku jadi tersanjung.
“Sama-sama Tante..” kataku.
“Oke, ayamnya sudah siap.. sekarang Dik Sony makan dulu. Sementara Tante mau mandi dulu ya.” katanya.
“Baik Tante, terima kasih?” kataku sambil memakan ayam goreng yang lezat itu.
Disaat makan, terlintas di pikiranku tubuh Tante Sari yang telanjang. Oh, betapa bahagianya mandi berdua dengannya. Aku tidak bisa konsentrasi dengan makanku. Pikiran kotor itu menyergap lagi, dan tak kuasa aku menolaknya. Tante Sari tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi. Ketika pintu kamar mandi telah tertutup, aku membayangkan bagaimana tangan Tante Sari mengusap lembut seluruh tubuhnya dengan sabun yang wangi, mulai dari wajahnya yang cantik, lalu pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang jenjang, susunya yang montok, perut dan pusarnya, terus vaginanya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih dan mulus itu. Aku lalu langsung saja mengambil sebuah kursi agar bisa mengintip lewat kaca di atas pintu itu. Di situ tampak jelas sekali.
Tante Sari tampak mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas hingga melampaui kepalanya. Tubuhnya tinggal terbalut celana pendek dan BH, itu pun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya. Dia melepaskan celana pendek yang dikenakannya, dan dia tidak memakai CD. Kemudian dia melepaskan BH-nya dan meloncatlah susunya yang besar itu. Lalu, dengan diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun LUX, lalu tangannya meremas kedua susunya dan berputar-putar di ujungnya. Kejantananku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar sekitar 50%. Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Tante Sari meneruskan gosokannya di daerah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging.
Beberapa saat kemudian..
“Ayo, Dik Sony.. masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya nggak dikunci kok!” tiba-tiba terdengar suara dari Tante Sari dari dalam. Seruan itu hampir saja membuatku pingsan dan amat sangat mengejutkan.
“Maaf yah Tante. Sony tidak sengaja lho,” sambil pelan-pelan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, aku seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Tante Sari tersenyum manis sekali dan..
“Ayo sini dong temani Tante mandi ya, jangan seperti patung gicu?”
“Baik Tante..” kataku sambil menutup pintu.
“Dik Sony.. burungnya bangun ya?”
“Iya Tante.. ah jadi malu saya.. abis Sony liat Tante telanjang gini mana harum lagi, jadi nafsu saya, Tante..”
“Ah nggak pa-pa kok Dik Sony, itu wajar..”
“Dik Sony pernah ngesex belum?”
“Eee.. belum Tante..”
“Jadi, Dik Sony masih perjaka ya, wow ngetop dong..”
“Akhh.. Tante jadi malu, Sony.”
Waktu itu bentuk celanaku sudah berubah 70%, agak kembung, rupanya Tante Sari juga memperhatikan.
“Dik Sony, burungnya masih bangun ya?”
Aku cuman mengangguk saja, dan diluar dugaanku tiba-tiba Tante Sari mendekat dengan tubuh telanjangnya meraba penisku.
“Wow besar juga burungmu, Dik Sony..” sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan.
“Dik Sony.. boleh dong Tante liat burungnya?” belum sempat aku menjawab, Tante Sari sudah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal CD-ku yang tertinggal plus kaos T-shirtku.
“Oh.. besar sekali dan sampe keluar gini, Dik Sony.” kata Tante sambil mengocok penisku, nikmat sekali dikocok Tante Sari dengan tangannya yang halus mulus dan putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, penisku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang montok dan besar itu. “Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough..” desahku sambil bersandar di dinding.
Setelah itu, Tante Sari memasukkan penisku ke bibirnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot, kadang-kadang juga dia menjilat dan menyedot habis 2 telur kembarku. Aku kaget, tiba-tiba Tante Sari menghentikan kegiatannya. Dia pegangi penisku sambil berjalan ke arah bak mandi, lalu Tante Sari nungging membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku.
“Dik Sony.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?!”
Aku melihat pemandangan yang begitu indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu lebat. Lalu langsung saja kusosor vaginanya yang harum dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Kulahap dengan rakus vagina Tante Sari, aku mainkan lidahku di klitorisnya, sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vaginanya.
“Ough Sonn.. ough..” desah Tante Sari sambil meremas-remas susunya.
“Terus Son.. Sonn..” aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.
Kemudian Tante Sari tidur terlentang di lantai dengan kedua paha ditekuk ke atas.
“Ayo Dik Sony.. Tante udah nggak tahan.. mana burungmu Son?”
“Tante udah nggak tahan ya?” kataku sambil melihat pemandangan demikian menantang, vaginanya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung menancapkan penisku di bibir vaginanya.
“Aoghh..” teriak Tante Sari.
“Kenapa Tante..?” tanyaku kaget.
“Nggak.. Nggak apa-apa kok Son.. teruskan.. teruskan..”
Aku masukkan kepala penisku di vaginanya.
“Sempit sekali Tante.. sempit sekali Tante?”
” Nggak pa-pa Son.. terus aja.. soalnya udah lama sich Tante nggak ginian.. ntar juga enak kok..” wew bener-bener omongan seperti cerita tante girang yang gue baca kemaren :P
Yah, aku paksa sedikit demi sedikit, baru setengah dari penisku amblas. Tante Sari sudah seperti cacing kepanasan menggelepar kesana kemari.
“Ough.. Son.. ouh.. Son.. enak Son.. terus Son.. oughh..” desah Tante Sari, begitu juga aku walaupun penisku masuk ke vaginanya cuman setengah tapi kempotannya sungguh luar biasa, nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat, kali ini penisku sudah amblas dimakan vagina Tante Sari. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Sari.
Tiba-tiba Tante Sari terduduk sambil memelukku dan mencakarku.
“Oughh Son.. ough.. luar biasa.. oughh.. Sonn..” katanya sambil merem melek.
“Kayaknya aku mau orgasme.. ough..” penisku tetap menancap di vagina Tante Sari.
“Dik Sony udah mau keluar ya?”
Aku menggeleng, kemudian Tante Sari terlentang kembali. Aku seperti kesetanan menggerakkan badanku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk, kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Sari semakin mendesah, “Ough.. Sonn..” tiba-tiba Tante Sari memelukku sedikit agak mencakar punggungku.
“Oughh.. Sonn.. aku keluar lagi..”
Vaginanya kurasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin kerasa. Aku dibuat terbang rasanya. Ah, rasanya aku sudah mau keluar. Sambil terus goyang, kutanya Tante Sari.
“Tante.. aku keluarin di mana Tante..? Di dalam boleh nggak..?”
“Terseraahh.. Soonn..” desah Tante Sari.
Kupercepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh penisku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya kumuntahkan laharku dalam vagina Tante Sari, masih kugerakkan badanku dan rupanya Tante Sari orgasme kembali lalu dia gigit dadaku, “Oughh..”
“Dik Sony.. Sonn.. kamu memang hebat..”
Aku kembali mangenakann CD-ku serta celana pendekku. Sementara Tante Sari masih tetap telanjang, terlentang di lantai.
“Dik Sony.. kalo mau beli makan malam lagi yah.. jam-jam sekian aja ya..” kata Tante Sari menggodaku sambil memainkan puting dan klitorisnya yang masih nampak bengkak.
“Tante ingin Dik Sony sering makan di rumah Tante ya..” kata Tante Sari sambil tersenyum genit.
Kemudian aku pulang, aku jadi tertawa sendiri karena kejadian tadi. Ya gimana tidak ketawa cuma gara-gara “Ayam Goreng” aku bisa menikmati indahnya bercinta dengan Tante Sari. Dunia ini memang indah.

Bu Neneng Yang Baik Hati

Ini adalah cerita sex-ku yang asyik. Namaku Joko (samaran), tinggiku 171 cm, berat ideal. Akumemiliki wajah yang ganteng dan penis yang lumayan untuk membuat cewek tegang dan lemas. Aku mempunyai daya sex yang kuat sekali, sering aku melakukan onani dengan dengan nonton BF dan berkhayal tubuh sintal dan seksi, lalu memasukkan penisku ke vagina cewek. Aku sering nonton BF dan diiringi meremas-remas penis sampai aku tegang dan keluar sperma. Ini biasanya aku lakukan sampai tiga kali dalam satu kali nonton BF. Aku suka susu cewek yang besar dan kenyal. Aku paling suka kalau bermain sex dengan posisi aku di bawah dan cewek yang memainkan vaginanya di atas tubuhku sambil melihat pantat besar dan mulus yang naik turun dan bergoyang.
Cerita ini bermula dari kecelakaan kecil yang menimpaku. Seperti biasa, sore hari aku menyempati jalan-jalan dengan motor kesayanganku, dengan memakai jeans dan jaket kesayanganku, dengan kecepatan yang tidak begitu cepat. Aku lihat ke kanan dan ke kiri, tiba tiba ada motordari belakang dengan kecepatan tinggi menyerempetku. Sekilas aku kaget dan berusaha minggir, tapi sial aku malah jatuh karena tepi jalan itu ada batu batu kecil yang menyebabkan ban motorku tergelincir dan akhirnya aku tertimpa motor dan yang menyerempetku tadi langsung tancapgas (kabur)! Setelah itu aku berusaha bangun dengan pertolongan orang orang di sekitar situ. Aku terluka di bagian kaki (paha atas, lengan atas dan dada), sebenarnya luka ini tidak begitu serius bagiku, tapi aku kagum sekali dengan pertolongan orang-orang di sekitar situ yang penuh simpatik.
Setelah beberapa detik kejadian itu, aku langsung dibawa ke dalam sebuah rumah dekat kejadian. Ya, seperti biasa menghindari campur tangan polisi. Setelah aku dimasukkan di dalam sebuah rumah dan motorku di depan rumah itu, aku disuruh duduk oleh seorang cewek yang ternyata pemilik rumah itu. “Adik duduk aja di sini, biar ibu ambilin obat ya…” kata cewek itu dan segera masuk ke dalam kamarnya yang letaknya di depanku. Perkiraanku cewek ini umurnya sekitar 36, meskipun umurnya ya… cukup tua sih. Tapi cewek ini bodinya oke sekali deh, tingginya sekitar 165 cm susu yang montok berukuran sekitar 36B dan masih terangkat dengan menggunakan kaos yang longgar dan pantat yang besar sekali karena pada waktu itu dia pakai rok pendek sampai lutut dan kelihatan betis yang mulus dengan ditumbuhi rambut halus. Aku sempat berkhayal untuk memegang pantatnya yang besar sekali, kuremas-remas sambil memasukkan jariku ke lubangkenikmatannya.
Setelah beberapa menit dia mencari obat merah di kamarnya, dia memanggil anaknya, “Sri.. Sri…ambilin minum tuh… buat Mas-nya!” ternyata dia punya anak perempuan yang namanya Sri, umurnya sekitar 17 tahun. Setelah berhasil menemukan obat merah, lalu menghampiriku,
“Wah… ini lukanya parah sekali Dik…” sambil membuka tutup obat merah.
“Ah.. nggak kok Bu… biasa aja kok,” kataku sambil memperhatikan susunya yang montok tergelantung itu.
“Nama Adik siapa?” tanya ibu itu sambil meneteskan obat merah di lengan atasku.
“Joko Bu, aduh pedih sekali… pelan-pelan Bu…!”
“Maaf ya… Dik Joko, oh ya nama ibu Neneng,” katanya sambil meneteskan ulang obat itu di lengan atasku.
Dan tidak disengaja susu Neneng itu menyenggol sikuku.”Oh… maaf Bu… tidak sengaja,” tanyaku sambil melihat susu Neneng yang membuat penisku agak tegang.
Dia hanya tersenyum dan tertawa kecil.
“Lho… Dik Joko yang kena yang mana lagi, kelihatannya celana kamu sobek tuh…” katanya sambil memegang celanaku yang sobek itu.
“Ya… Bu itu di bagian paha atas dan di dada ini,” sambil membuka sedikit kaos yang kupakai.
“Yang ini harus diobati loh, entar kalau tidak cepet diobati berbahaya, kaki kamu bisa di luruskan nggak?” kata Bu Neneng.
“Agak linu Bu… karena bagian paha sih…” kataku sambil mencari kesempatan melihat susu.
Pada waktu itu tepat dudukku tidak memungkinkan aku meluruskan kakiku.
“Ya… sudah ke kamar Ibu dulu situ berbaring biar kakimu bisa diluruskan,” kata Bu Neneng sambil membantuku berdiri dan berjalan.
“Ya… Bu… tapi…?” tanyaku ragu.
Nanti disangka macam-macam, tapi memang niatku untuk berusaha nge-sex sama Bu Neneng yang montok itu.
“Tapi apa, oh… kamu malu ya… nyantai aja kamu kan teluka dan perlu pengobatan, sudah masuk ayo Ibu bantu!” sambil melingkarkan tangan kanan di pundak Bu Neneng aku berjalan.
Dan tidak disengaja waktu berjalan, jari-jariku menyentuh permukaan susu montok Bu Neneng tapi aku tidak merubahnya, malah kugesek-gesekkan dengan pelan-pelan agar tidak ketahuan kalau disengaja, terasa puting susu Bu Neneng yang kenyal menyebabkan penisku tegang. Dan sampailah di tempat tidur Bu Neneng.
“Sudah Dik Joko, mana yang luka lagi?” sambil duduk di sampingku dan membelakangiku sementara aku terlentang, otomatis tanganku menempel di paha mulus Bu Neneng.
“Di dada sini Bu,” kataku sambil membuka ke atas kaosku agar kelihatan lukanya.
“Ya… sudah dilepas dulu kaosnya, entar kalau kena obat ini kan jadi merah,” katanya basa-basi.
Aku langsung buka kaosku, dan sekarang aku telanjang dada.
“Nah gini kan bisa leluasa mengobati kamu,” sambil mendekat ke dadaku, dan otomatis aku melihat dengan jelas susu Bu Neneng tergelantung dan ditutupi oleh BH yang tidak muat menampung besarnya susu Bu Neneng dan tanganku makin kurapatkan ke paha dan sekarang sudah di atas paha mulus Bu Neneng. Dan pada waktu Bu Neneng meneteskan obat, aku terasa pedih dan dengan refleks tanganku terangkat sehingga menyenggol susu Bu Neneng dan rok mini Bu Neneng terangkat ke atas, terlihat paha yang mulus itu.
“Maaf ya.. Bu, Joko tidak sengaja kok,” pintaku sambil menurunkan tanganku ke paha Bu Neneng yang mulus dan putih itu.
“Ya.. tidak apa-apa kok,” sambil meneruskan meneteskan lagi di bagian dadaku yang luka.
Sekarang dia agak ke atas dan membungkukkan dirinya, otomatis susu yang montok itu dekat sekali dengan wajahku itu. Aku tidak tahu ini disengaja atau tidak, tapi buatku disengaja atau tidak tetap saja membuat penisku makin tegang. Lama-lama kok posisi Bu Neneng makin membungkuk dan sampai suatu saat susunya tersentuh dengan mulutku. Wah, terasa kenyal dan empuk, aku tidak diam saja, aku berusaha pelan-pelan menggeser tanganku yang di paha mulus Bu Neneng itu, pelan dan pelan karena aku takut Bu Neneng marah karena ulahku ini. Dengan nafsu yang kutahan, aku gerak-gerakkan tanganku. Waduh.. paha orang ini mulus sekali, batinku sambil merasakan penis yang menegang kepingin lepas dari sangkarnya (CD-ku), dan sampailah aku di pangkal paha Bu Neneng itu dan menyentuh CD Bu Neneng yang kelihatan memakai CD warna hijau kembang dan kepalaku bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menggesek susu Bu Neneng (pelan-pelan), dan sesekali kujilat halus susu montok itu, waktu itu Bu Neneng diam saja dan terus mengobati dadaku yang luka tapi nafas Bu Neneng tidak bisa disembunyikan, sering dia menarik nafas panjang untuk menahan nafsunya.
“Sudah nihhh… Semua luka kamu di dada sudah diobati, sekarang mana lagi yang terluka?” sambil melihatku dan membiarkan tanganku di pahanya yang mulus itu.”Itu Bu.. di paha atas,” jawabku sambil menunjukkan tempat yang luka.”Wow… Ya ini harus dibuka Dik Joko, kalau tidak dibuka dimana ibu bisa mengobati apalagi kamu pakai jeans yang ketat.. ya sudah dicopot aja!” jawab Bu Neneng sambil melihat dengan dekat luka dari luar celanaku dan sesekali lihat penisku yang sudah tegang dari tadi.
“Bu… bisa bantuin copot celanaku, aku tidak bisa copot sendiri Bu, kan tanganku luka,” alasanku agar Bu Neneng bisa lihat penisku dari dekat.
Tiba-tiba Sri datang dengan membawa air putih.
“Bu ini airnya..”
“Ya.. sudah sekarang kamu keluar, e.. jangan lupa tutup pintunya, ibu mau obati Mas Joko dulu!”
Wah ini kesempatanku untuk melampiaskan sex-ku. Setelah itu Bu Neneng mulai membuka resleting celanaku dan membuka bagian atas dan aku mengangkat sedikit pinggulku supaya Bu Neneng mudah melepas celanaku. Saat membuka celanaku, posisi Bu Neneng membungkuk sehingga mulutnya dekat dengan penisku yang tegang, dan aku sengaja mengangkat pinggul yang lebih tinggi dan tersembullah penisku dan mulut Bu Neneng… “Sorry Bu.. tak sengaja,” mulai saat itu penisku mulai tegang sekali karena cara Bu Neneng membuka celanaku sangat merangsang penisku.
Sambil sedikit menungging dan menggerakkan sedikit pantat yang besar itu, Bu Neneng melepas celana jeans-ku (apa ini usaha Bu Neneng untuk merangsang nafsuku), dan akhirnya aku sekarang tinggal pakai CD. Dan mulailah Bu Neneng mengobati paha atasku dengan posisi nungging membelakangiku dan sedikit siku tangannya menyentuh penis yang sudah tegang. Sesekali BuNeneng melihat penisku dan menggesek-gesekkan sikunya di penisku itu. Dengan melihat gelagat Bu Neneng ini yang memberi peluang padaku, aku tidak diam aja. Dengan melihat pantat yang besar menghadap kepadaku, tanganku mulai sedikit meremas-remas dan mengelus betis lalu menuju ke atas paha yang mulus dan akhirnya aku sampai ke paling atas (pantat mulus Bu Neneng) dan aku nekat mengangkat rok mini Bu Neneng ke atas sehingga sekarang terlihat pantat Bu Neneng yang mulusitu dengan ditutupi CD yang menyelepit di belahan pantat.
Aku mulai mengelus-elus, dan sesekali menarik CD Bu Neneng dan ternyata sudah basah dari tadi.Lalu aku memainkan jariku di permukaan vagina yang tertutup CD itu, Bu Neneng mungkin sudah tahu gelagatku itu sehingga dia merenggangkan kedua pahanya, jadi sekarang terlihat jelas CD Bu Neneng yang basah. Sekarang aku memberanikan diri untuk melihat secara langsung vagina Bu Neneng yang kelihatan sudah tidak sabar untuk dimasuki rudalku yang sudah tegak berdiri. Akumulai menggeser CD Bu Neneng ke kiri dan kelihatan dengan jelas vagina Bu Neneng yang sudah memerah itu. Lalu aku perlahan-lahan menggesek-gesekkan jariku di permukaan vagina Bu Neneng dan dengan reaksi itu nafas Bu Neneng mulai tak beraturan, “Eeehhh… ahhh… ohhh hemmm..” dan sekarang aku memasukkan jari tengahku ke lubang kenikmatan Bu Neneng dengan pasti dan kukocok dan terus kukocok dengan pelan-pelan dan lama-lama semakin cepat dan… “Ah.. oh yes te… rus… please… ah… ohe.. lebih dalam.. Jook… ” Bu Neneng mulai membuang obat merah itu dan sekarang tidak mengobati lukaku lagi malah sekarang dia sudah mulai mengocok dan meremas dengan kuat penisku.
Aku kurang puas dengan posisi ini, aku mulai mengangkat salah satu kaki Bu Neneng ke sampingku dan sekarang posisi 69 yang kudapat, dan vagina Bu Neneng tepat di depan mulutku. Aku mulai menjilat klitorisnya, dan kusedot kecil dan kupermainkan pinggir vagina Bu Neneng dengan lidahku yang indah itu. “Oh.. ya… enak sekali hisapanmu Jok… Oh aughhh ahhh yes… terus!” dan aku mulai memasukkan lidahku ke dalam lubang yang basah itu dan terasa asin tapi gurih.
“Oh… ah… terus… kont*l kamu tegang sekali Joko…”
“Ya.. Bu jilat… jilat dong..!”
Tanpa banyak kata Bu Neneng terus melumat habis penisku.
“Oh… ya… ya… terus yang keras lagi…!”
Bu Neneng memang lihai dalam hal oral, tidak satu bagian pun dari penisku yang terlewatkan dari lidah birahi Bu Neneng. Telur penisku terlahap juga dengan mulut binalnya. Bu Neneng tidak puas sampai di situ, sekarang dia mengangkat pantatku lebih tunggi dan kelihatan jelas lubang anusku dan sekarang mempermainkan lidahnya di lubang anusku. Oh, terasa geli bercampur nikmat sampai ujung rambut, pada waktu itu juga Bu Neneng tidak kuat menahan nikmat yang dia rasakan, dan aku tahu kalau Bu Neneng mau orgasme yang pertama kalinya, aku mempercepat gerakan lidahku diklitorisnya, dan mempercepat kocokkan jariku di vaginanya dan akhirnya… “Jo… ah ye.. yea.. aku tidak tahan Jok.. a.. ku.. ke.. luaaar…” dan “Serr… serrr..” terasa semprotan kuat dari vagina Bu Neneng kena jariku.
Cairan putih kental yang keluar dari vagina Bu Neneng kusedot habis sampai bersih cairan kenikmatan Bu Neneng tersebut. Dia sekarang tergeletak lemas di sampingku.
“Bu Neneng masih kuat? Apa cukup saja Bu?” tanyaku disamping memelintir puting susunya yangkuharapkan sex Bu Neneng kembali lagi dan terangsang.
“Ah.. kamu jantan sekali Jok! Aku tidak nyangka kamu kuat sekali, kamu belum keluar?” tanya Bu Neneng sambil mengocok halus kemaluanku yang masih tegang itu.
“Belum Bu! mau lagi atau…”
Belum aku berhenti ngomong Bu Neneng mulai memasukkan penisku ke mulutnya dan dijilat, disedot dan dikocok, sedangkan aku di pinggir tempat tidur dan Bu Neneng di atas tempat tidur denganposisi nungging, dan aku tetap meremas-remas dan sesekali kupelintir-pelintir puting Bu Neneng itu.
“Aah… terus Bu…! lebih dalam Bu…! yes hemmm Aah… sessttt aahh…”
“Jok… masukin aja ya… aku pingin ngerasain penis kamu ini,”
Lalu aku memutarkan tubuh Bu Neneng dengan posisi nungging dan aku mulai mengarahkan penisku ke lubang Bu Neneng tapi aku tidak langsung memasukkan penisku, kugesek-gesek dulu ke permukaan vagina Bu Neneng.
“Ah.. ya… masukkan Jok.. cepet aku tidak tahan nih… oh… ce… pet!”
Aku langsung memasukkan ke lubang Bu Neneng.
“Blesss… sleppp…”
“Ah… ye…” erang Bu Neneng menerima serangan batang kemaluanku.Aku mulai memajukan dan memundurkan penisku dengan pelan tapi pasti dan sekarang aku tambah frekuensi kecepatan kocokanku.
“Ah… ya.. penis kamu.. hebat Jok.. keras, te.. rus.. oh.. ssst… ah…”
Aku semakin terangsang dengan erangan Bu Neneng yang menggeliat-liat seperti cacing kebakar. Aku angkat kaki kanannya untuk mempermudah jelajah penisku untuk sampai ke rahimnya dan makin mempercepat kocokanku.
“Oh ya.. aughhh.. ssttt teruss.. jangan ber.. henti.. ah… ke.. rass.. Joko.. hebat…”
Dan akhirnya,
“Jok… lebih cepet…! aku mau ke.. luar.. aku.. tidak… oh.. ye.. tahan… la.. gi.. ah… oh shhh…”
Dan akhirnya dia menyemprotkan cairan kenikmatannya, “Serr.. serr…” terasa ujung penisku disemprot dengan cairan hangat yang kental. Sekarang Bu Neneng tergulai lemas di hadapanku. Aku memperhatikan tubuh Bu Neneng yang montok dengan susu yang besar, dengan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun.
Aku tetap mengocok sendiri penisku biar tetap tegang, dan aku mulai tidak kuat, mungkin ini waktunya aku untuk mengakhiri permainan sex-ku.
“Bu… permisi, aku mau mengakhiri tugasku ini…”
Dengan mengangkat tubuh Bu Neneng ke pinggir tempat tidur, dan membuka lebar-lebar paha Bu Neneng sehingga terpampang vagina Bu Neneng yang masih basah dengan cairan kenikmatannya, aku mulai memasukkan penis dan mengocoknya.
“Ah.. kau nakal ya.. Jok.. aughhh hemmm.. terus Jok…”
Aku dengan semangat “45″ kukocok habis vagina Bu Neneng dengan menggesek-gesek klitorisnya dengan jari jempolku untuk mempercepat dia untuk orgasme ketiga kalinya, dan…
“Bu… aku mau ke… luar.. ah.. ye… di.. mana.. ini… dalam atau di luar… oh ye!” sambil mempercepat kocokan jari dan penisku.
“Ya.. aku juga Joko… uh.. uh.. hemm… sstt.. kita.. barengan di dalam.. oh ye..”
Bu Neneng tidak kuat lagi ngomong kecuali merem-melek tahan nafsu, dan akhirnya aku keluar di dalam vagina Bu Neneng, “Crottt.. crottt…” sampai lima kali semprotan dan dibarengi dengan erangan dan getaran tubuh Bu Neneng, “Oh… yak.. yes… hemmm…” Lalu kucabut penisku dan kupukul-pukulkan di permukaan vagina Bu Neneng dengan reaksi Bu Neneng mengangkat tubuhnya akibat vaginanya kupukul dengan penisku.
“Bu Neneng hebat sekali deh, makasih ya Bu…”
“Kamu juga hebat banget Joko.. Ibu sampai kualahan menghadapi kont*l kamu yang tegap ini. Wah… kont*l kamu ini harus dibersihkan dulu ya…”
Dia langsung mengarahkan penisku ke mulutnya dan dilahap langsung dan dikocok-kocok habis.
“Wow… oh… ye.. teruus.. yesss… sseessttt ahh ya…”
Ini membuatku tegang lagi, dan Bu Neneng tak henti-hentinya mengocok dan mengulum penisku yang tegang sekali.
“Bu… stop.. augghhhh he… stooop aku.. tak.. tahan..”
Dan…
“Croot… croottt…”
Kukeluarkan spermaku untuk kedua kalinya di wajah Bu Neneng, dan aku tergeletak lemas di atas susu Bu Neneng.
“Nah.. sekarang kan Bu Neneng tidak kalah banget toh.. ya.. dua-tiga lah…!”
“Makasih ya.. Jok… kamu hebat dalam permainan sex, kapan-kapan kita lagi ya.. sudah kamu tidur dulu deh!”
Lalu aku tertidur sampai malam, dan sebelum aku pulang ke kost-ku, sempat Bu Neneng minta untuk oral sekali lagi.

Nikmatnya Tubuh janda Berjilbab

Berikut ini adalah cerita dewasa nyata, atau kisah nyata dari seorang pemuda yang beruntung bisa menikmati tubuh seorangn janda beranak satu, janda yang sehari-harinya menggunakan jilbab, membuat sang pemuda lebih bersensasi untuk menikmati permainan panas dengan wanita yang umurnya lebih tua darinya. Berikut kisah lengkapnya.
Neng…, seperti itulah biasa aku memanggilnya, dia adalah teman sekantorku, seorang janda beranak 1 dan umurnya kira2 6-7 tahun lebih tua dariku. Wajahnya biasa saja, tubuhnya mungil dengan ukuran buah dada sedang. Apabila bekerja dia selalu menggunakan kerudung (jilbab), inilah awal ketertarikanku padanya. Perlu diketahui bahwa kadang-kadang aku berfantasi dapat merasakan kehangatan tubuh seorang Cewek berjilbab.
Sebagai seorang janda neng nampaknya sangat haus akan belaian seorang pria, dan tampaknya dia tertarik padaku. Hal ini kuketahui dari pandangannya padaku dan cara dia memperlakukanku. Terkadang ia memandangiku dan berusaha memegang tanganku bila sedang ngobrol berdua dengannya. Sebagai seorang lelaki normal aku senang sekali dengan perlakuan seperti itu, makin hari dia makin dekat denganku, makan siang berdua, pegang2 tangan, bahkan setal beberapa lama ia tak segan2 lagi untuk mencium pipiku…bahkan bibirku.
Suatu hari neng tidak masuk kerja karena sakit, dan karena urusan pekerjaan aku terpaksa harus menemuinya, hari itu aku menghubunginya untuk menyanyakan keadaannya dan bertanya apakah aku dapat bertemu dia karena ada beberapa laporan yang butuh tanda-tangannya. Singkat cerita aku meluncur menuju rumahnya, dalam perjalanan aku membayangkan kira2 apa ya yang akan terjadi nanti?
Aku mengetuk pintu rumahnya beberapa kali, kemudian pintu rumah terbuka dan muncul anak laki2 mengenakan seragam smp, ternyata ia anak neng.
“eh…om wrony, masuk om…”, sapanya sambil mempersilahkan aku masuk.
“mama ada de?…, tadi om sudah telepon dan janji ketemu mama…” tanyaku.
“ada, mama sedang di kamar, sebentar ya ade panggilkan…” jawabnya, kemudian ade melangkah menuju kamar neng dan berteriak “maa….,
ada tamu tuh dari kantor…om wrony…”
Pintu kamar terbuka dan muncullah sosok neng, wajahnya tampak berbeda dari yang sebelumnya kulihat, raut wajahnya sayu, dan perbedaanya adalah karena ia kini tidak mengenakan jilbab. Rambutnya pendek sehingga dengan jelas menampakkan lehernya yang jenjang. Saat itu Neng mengenakan kimono pink bermotif bunga.
“Ma, aku berangkat sekolah dulu ya…” ujar ade sambil mencium tangan Neng
“Ya…, hati2 di jalan ya de…, salam dulu tuh ke om wrony” ujar neng.
Ade lalu menghampiriku dan berpamitan sambil mencium tanganku, “Ade pergi dulu ya om…”
“Ya…”, ujarku singkat.
Lalu ia berlalu meninggalkan kami berdua, otakku mulai ngeres…wah kebetulan nih ade pergi sekolah, jadi aku bisa bermesraan dengan mamanya…,
namun aku berusaha menahan diri dan berkata “Gimana neng, udah enakan? maaf ya aku mengganggu, soalnya laporan ini harus masuk hari ini”
“Ya..lumayan deh, tapi masih sedikit pusing, mana berkasnya biar aku tandatangani”, jawab neng sambil berjalan kearahku.
Kami duduk berhadapan, kemudian ia mengambil berkas yang aku sodorkan lalu mulai menandatanganinya. Karena posisi Neng agak menunduk, maka
dengan jelas aku dapat melihat belahan dadanya dari sela2 kimononya yang longgar, dan ternyata neng tidak memakai bra sehingga puting buah dadanya
tampak menonjol. Aku menatapnya tanpa berkedip, ukurannya memang tidak besar tapi bentuknya terlihat masih kencang dan terasa sangat menantang untuk dijelajahi.
“Hey…, kamu lagi liatin apa?”, ujar neng mengagetkan aku.
“nggak kok, aku sedang memperhatikan tanda tanganmu…” kilahku
“Tanda tangan atau payudaraku?” kata neng kemudian sambil tersenyum.
“hehehe…, itu…, belahan payudaramu kelihatan sedikit…, sayang kalau aku melewatkannya…”, candaku.
“ah kamu…, nih sudah selesai…”, ujar neng sambil menyodorkan kembali berkas2 padaku.
“ya udah aku langsung ke kantor lagi ya…” kataku sambil memasukan berkas2 tadi kedalam tas.
“Nanti dulu dong, kamu kan baru saja datang…, lagian aku mau minta tolong sedikit nih”…jawab neng sambil bergerak mendekatiku dan memegang tanganku.
“Tolong pijitin aku ya wron, badanku pegal2…sakit smua.., yaa…sebentar aja..” pinta neng sambil menarik tanganku dan bergerak menuju kamarnya.
Bagai kerbau dicocok hidung aku menuruti saja kemauannya, sesampai di kamar dia menarik pinggangku sehingga posisi kami saling berhadap-hadapan
dengan jarak yang sangat dekat, wajahnya berada sangat dekat dengan wajahku lalu kemudian bibirnya tiba2 mencium bibirku, tangannya memegang bagian belakang kepalaku dan menariknya seakan menyuruhku untuk terus mengulum bibirnya. lidahnya bermain-main di mulutku membuat nafsuku perlahan bangkit.
Kemudian aku menarik bibirku dan melepas ciumanku, lalu aku berkata “katanya mau pijit…kok malah ngajak cipokan?”
“hehehe…abis aku kangen wron, lagian kita kan jarang2 berduaan gini…” ujarnya, kemudian dia menarik tali pengikat kimononya lalu melepas kimononya
membiarkannya terjatuh dilantai, tersembullah kedua buah dada yang tadi kuintip dari luar, dan ia ternyata tidak menggunakan bra, tetapi masih menggunakan cd-nya…, bentuk tubuhnya sangat ideal, perut yang langsing, buah dada dan pantat yang masih kencang.
“kamu tadi ngintip ini kan?…” katanya sambil menarik tanganku ke buah dadanya, lalu meremaskan tanganku di buah dadanya itu.
“ayo sekarang liat deh sepuasnya, ga usah ngintip…hihihi”
tangan kananku meremas-remas buah dada kanannya dan mulutku dengan sigap menghisap puting kirinya, mencium dan menjilatinya dengan rakus, sementara tangan kiriku mulai bergerak meremas2 bongkahan pantat neng.
“Sssshhh….aahhhh…”, neng sedikit merintih ketika aku menghisap puting susunya, lalu tangannya bergerak mencari-cari retsleting celanaku, membukanya, melepaskan ikat pinggangku lalu memelorotkan celana dalamku, otomatis burungku yang telah berdiri langsung menyembul.
Neng merubah posisinya menjadi berjongkok, kemudian ia mencium kemaluanku, menjilati dan menghisapnya…”..arrggghhh… .enak neng”, aku melenguh keenakan…
Sambil berjongkok Neng terus mengulum dan menghisap-hisap penisku, sambil tangannya meremas-remas pantatku, sebagai seorang janda nampaknya ia sangat merindukan kontol lelaki, sehingga saat menemukannya seolah ia tak mau berhenti menikmatinya…
Beberapa saat kubiarkan neng bermain-main dengan senjataku, bahkan aku sangat menikmati permainannya…, jilatan dan hisapannya membuat nafsuku makin tak terbendung. Aku angkat badannya dan merebahkannya di tempat tidur…, kini kami bergulat dengan posisi 69, neng berada dibawah terus mengulum dan menghisap penisku, sementara aku menjilati kemaluannya dari luar celana dalamnya yang sudah basah. kutarik cdnya dan neng mengangkat pantatnya keatas sehingga memudahkan aku untuk melepaskan cdnya…, kujilati klitoris neng dengan perlahan “ssssshhhh….aahhhh….” desahan neng semakin keras ketika kujilati labianya yang sudah amat basah dan berdenyut-denyut, pantatnya bergelinjang kian kemari. Denyutan di memeknya itu makin kuat seiring makin kerasnya desahan Neng, Tak lama kemudian,
“Aaaahhh….aaghh….oohhhh… wron…..” rupanya neng sudah mendapatkan orgasme pertamanya, kurasakan cairan keluar dari memek neng…kujilati terus dan terus sehingga tidak ada yang tersisa…
Aku segera berbalik dan memposisikan kontolku di lubang vagina Neng. Kugesek-gesekan perlahan kepala kontolku di bibir kemaluannya, Neng menggelinjang-gelinjang seolah tak sabar untuk merasakan burungku masuk ke lubang kenikmatannya. “…shhhh..ooohhh…ayo dong wron…tunggu apa lagi…”
Perlahan kumasukan kontolku ke vagina neng…, blessssshhh….karena sudah basah maka tanpa hambatan burungku menerobos liang senggama janda berjilbab ini, kutusuk-tusuk perlahan dan mulai gerakan memompa vagina neng. “aaahhhh…ohhhh…” Neng mulai merintih-rintih merasakan kenikmatan yang sekian lama tidak pernah dirasakannya, pantatnya bergoyang-goyang bergerak mengikuti irama permainan dan tusukan kontolku ke dalam memeknya. Beberapa saat kami bercinta dalam posisi missionari ini,
aku akui walaupun berpredikat sebagai seorang janda beranak satu, namun jepitan vagina neng masih terasa kuat mencengkram batang kemaluanku yang berukuran sedang, tidak terlalu besar tetapi juga tidak kecil seperti rata-rata ukuran kemaluan orang indonesia. bahkan vagina neng terasa dapat memijit mijit batang kemaluanku, sehingga kemaluanku serasa diperas oleh vaginanya.
Kemudian aku merubah posisi bercinta ini menjadi doggy style, kumasukkan kontolku ke vagina neng dari arah belakang sambil meremas-remas pantatnya. Dalam posisi ini aku merasakan kenikmatan yang lebih dahsyat, mungkin dikarenakan dalam posisi ini vagina neng lebih menjepit kontolku dibanding posisi missionary. Neng terus menggerakan pingulnya kedepan dan kebelakang, buah dadanya bergantung dan sesekali aku meremas dengan tanganku. “…oouugghhh….shhhh…t erus wron…aku sudah mau keluar….”
desahan dan rintihan neng semakin menjadi membuat aku semakin bernafsu dan mempercepat irama kocokanku…”plok…plok…plo k…” suara selangkanganku yang beradu dengan pantatnya seiring gerakan pompaanku…
“….aaaahhh…enak neng, memekmu luar biasa….” aku mulai meracau merasakan sesuatu yang menjalar seolah akan meledak di ujung kepala kemaluanku, “….ssshhh…arrrghh..”
Kemudian kurubah lagi posisiku, kubalikan lagi badan neng, ku angkat kakinya sehingga menyentuh dadanya, dalam posisi ini vagina neng terlihat lebih jelas, buah dadanya dan ekspresi wajahnyapun dapat kulihat dengan jelas, kumasukan lagi kontolku sambil memegang dan menekan kedua kakinya ke bahunya, tanganku meremas-remas kedua buah dadanya yang semakin keras, bibirku mengulum bibirnya dan menyedot-nyedot lidahnya…, tusukanku semakin kupercepat dan rasanya ujung kepala kontolku telah mentok di rahimnya,
Desahan neng semakin menjadi merasakan kenikmatan yang luar biasa “….shhhhh…aaahhhh….a yo wron aku sedikit lagi keluar…”, neng menggoyang pantat dan pinggulnya berlawanan dengan gerakan tusukan kontolku di memeknya…”aaaahhh…aahhh… “…, beberapa saat kemudian aku merasa tak kuat lagi menahan lahar yang akan kusemburkan kedalam
vagina neng, seluruh tubuhku bergetar ketika merasakan sensasinya… “…oooohhhh…aku keluar neng…aahhhhh…”…, kutancapkan dalam-dalam kontolku di lubang senggama neng,
neng pun merintih merasakan tumpahan lahar panasku jauh didalam liang vaginanya…” ….arrrghhhh…nikmat sekali wroooonn….”…, akupun memeluknya erat-erat dan tak merubah posisiku beberapa saat….”aaahhh…” burungku berkedutan melepas sisa-sisa mani dari kontolku…, setelah beberapa saat akupun melepaskan pelukanku dan berbaring disisinya…
“Makasih ya…”, bisik neng perlahan, kemudian ia memelukku dari samping dan kepalanya bersandar di dadaku…, kamipun terdiam sesaat…seolah terhanyut oleh lamunan kami masing2…
Jujur saat itu aku termenung sekaligus gembira…karena akhirnya aku berhasil meniduri sang janda berjilbab…hehehe

Bercinta dengan Ibu Kost

Sebagai seorang mahasiswa yang ngekost, godaan untuk tidak ngentot sangat susah, ada saja jalan untuk melakukan permainan seks di kost-kost an, sudah banyak cerita seks anak kost dengan teman nya, namun kali ini cerita berbeda diceritakan oleh seorang mahasiswa perguruan tinggi yang memiliki ibu kost yang bohay, dia beruntung bisa bercinta dengan ibu kost, karena bisa menjadi anak kost kesayangan pemilik kost. Berikut cerita lengkapnya.
aku adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang,sebut saja namaku jono.
aku belum lama kuliah di sini, kira2 masih 1/2 tahun, trus aku bingung cari tempat kost.
selama berhari2 aku keliling daerah disekitar kampusku.
Rumah demi rumah aku masuki, hanya untuk mencari tempat kost.
Setalah lama aku mencarinya, aku berhenti sejenak, untuk melepas lelah sekaligus memulihkan energi. Aku beli minum di warung nasi Bu Marnie,
kuminum segelas es teh dan kunyalakan rokok yang tinggal 2 batang, lalu tiba2 mataku terperanjak saat aku melihat wanita sexy dengan memakai rok mini yang kalau dia duduk, celana dalamnya hampir kelihatan.
Mataku tak henti2nya melihatnya, tanpa berfikir panjang lalu aku hampiri saja.
Lalu aku bertanya
“Permisi Mbak, Tau tempat kos yang murah ga disini?”
Lalu dia menjawab”O adek mau kost ya?”
aku menganggukan kepala, itu tanda iya
“Kost di tempat saya aja”pintanya
“di rumahku ga banyak kamar kok, lagian dulu rumahku juga tempat kost kok”
Tanpa berfikir panjang aku langsung menjawab”iya mbak kita lihat dulu tempatnya ya”
aku bayar minuman dan langsung meluncur ketempat mbak tersebut yang namanya Wina.
Dia berjalan di depanku, dan aku mengikutinya,sungguh indah sesuatu yang tertutupi oleh rok mini itu.
Ternyata rumahnya tidak jauh dari warung yang tadi.
“Silahkan masuk dek, oh iya namanya siapa?”
“Jono mbak”jawabku dengan sopan dan lugu
“jangan panggil saya mbak, panggil saja wina”
“oooo………….”
“saya nih masih muda kok,saya tinggal sendiri disini,ibuku telah meninggal sejak aku SMP” sambil menunjukan foto ibunya
“trus bapalnya dimana mbak?” tanyaku dengan serius
“bapaku menikah lagi”dengan nada rendah
“ooo iya….. ini kamarmu dik jono”sambil membukakan pintu kamarnya
saat itu terlihat begitu besar dada wina, benar2 besar, kira2 36 lah ukurannya
aku langsung setuju saja, tanpa melihat kamarnya lebih lama.
Tak terasa sudah sore, aku pun bergegas pulang ke tempat kost kakaku.
Keesokan harinya, tepatnya hari minggu, aku langsung membawa perabotanku ketempat kosku yang baru. Mbak Wina menyambutku dengan ramah, sekarang dia mengenakan celana pendek yang sangat pendek.
Entah kenapa dia senang memakai pakaian yang mini.
Tak kusadari saat aku sibuk dengan menata kamarku, ternya ta mbak Wina membuatkanku air minum.
Dalam hatiku bertanya”Keapa dia baik sekali ya?”
Akhirnya aku selesai menata kamarku, Sedangkan Mbak Wina lagi asik nonton TV sambil tiduran di sofa.
Setelah itu aku mandi.Ternyata kamarmandinya jadi satu dengan kamarmandi Mbak Wina,.
Di kamarmandi aku melihat Beberapa Bra yang digantung, wah aku jadi berfikir yang tidak2.
Ketika aku keluar dari kamarmandi, Mbak wina Sudah tertidur di depan TV.
Tak ku sia2kan kesempatan ini. Aku hampiri dia, lalu aku memandangi seluruh tubuh indah mbak Wina.
Aku masih mengenakan Handuk untuk menutupi Penisku. Jadi kelihatn menonjol kalau sedang menegang.
Sungguh mulus kulit Wanita ini, Dadanya yang montok dan sintal, apa lagi bibirnya yang seksi, kecil tapi agak tebal membuat kejantananku bangkit.
Tak begitu lama tiba2 mbak Wina Bangun dari tidurnya, Aku bingung sekali, aduh gimana nih……
Trus aku ngomong ” Mbak Kalau tidur dikamar aja”
“Iya dek Kamu dah selesai mandinya?”tanyanya dengan mata agak terpejam.
“udah mbak”
“wah badanmu kekarjuga yah”
“alah mbak nih bisa aja”sahutku dengan malu
“Dek kalau mau bikin kopi, ambil sendiri dapur ya”sambil berjalan menuju kamarnya.
Pintu kamarnya tertutup rapat, akuga bisa ngintip.
Saat malam tiba.
Aku sedang sibuk dengan komputerku, sedang mbak Wina Nonton TV di Sova seperti yang tadi.
Tak begitu lama, dia masuk kekamarku.
“Dek lagi ngapain?”
“Nih lagi Buat animasi” Aku kuliah di fakultas Desain Grafis
“Wah bagus ya” Cletuknya
Obrolan2 ringan kami lakukan
lalu yang bikin aku kaget adalah saat dia bertanya “Dek di komputermu ada Filem gituan ga?”
Aku langsung kaget
“ya jelas ada dong mbak, Kalau komputer ga ada Filem Gituannya namanya komputer ga sehat”Gurau ku
“HaHAHA, coba mana, lihat dunk”
Langsung aja aku tunjukin filem barat.
Aku agak degdegan juga sih,
setelah sekitar 5 menit kami nonton bersama, Mbak Wina mulai ada gejala2 aneh.
mula2 dia bingung menata duduknya, trus lama kelamaan dia mulai menaruh tangannya di atas dadanya yang montok itu.
“Mak kenapa?” Tanyaku sedikit basa basi.
“Eh enggak, nih filem nya bagus ya” Jawabnya agak menutupi keterangsangannya
“Mbak dah sering nonton beginian ya?”tanyaku agak malu2
“Ga juga sih, paling2 kalau lagi pingin aja”jawabnya dengan tenang
“Mbak Ga pingin gituan?”tanyaku sambil tetap melihat adegan filem yang semakin panas itu
Dia tak menjawab,kelihatannya dia masih keenakan dengan filem itu.
Tak lama kemudian, Tak tau mengapa duduk kami menjadi semakin dekat, dan kemudian
tanggannya ternyata sudah ada di atas pangkuanku, tepat di aras pusakaku yang sudah menegak dari tadi.
Tanpa sempat berfikir, tangan Mbak Wina semakin menggila.Mula – mula dia hanya mengelus2 dengan pelan tapi leme kelamaan dia membuka resletingku.
Akupun tak mencegahnya.
Tak lama kemudian, celanaku sudah jauh berada di sudut kamarku, dan dia sidah mulai mengocok pusakaku, dan juga sesekali dia menghisap dan mengulumnya
Aku tak tahan merasa geli dan enak beracampur menjadi satu, sehingga aku tak sempat lagi menyaksikan filem itu.
aku pun mengimbanginya dengan meremas2 dengan mesra dada yang indah itu.
“oh enak mbak”
“kamu suka ga De’?”
“suka banget mbak”Dengan tanganku bergerila di sekitar dadanya, tak menunggu perintah aku langsung melucuti kaos ketat beserta Branya.
Wah ternyata kulitnya bener2 mulus, dadanya juga montok apalagi dipucuknya terdapat puting yang indah dan siap untuk di permainkan.
Mulut dan lidahku mulai beraksi, kujilat, kukulum semua bagian dada Mbak Wina dengan nikmat, dan tanganku mulai mencoba masuk kedalam celana pendeknya yang super mini itu.
ternyata didalam celana itu ada sebuah gundukan daging yang sudah basah.
“Ah dek, enak dek” rintihnya perlahan
Aku mulai membuka resletingnya, dan kubuka Celana dalamnya.
Wah benar2 indah sesuatu yang tersembunyi disini.
“Mbak ini bener2 menggairahkan”Rayuku, sambil aku menentuhnya dengan lembut di bagian lipatan paha itu
tak lama, aku langsung menciumi daerah sekitar paha itu, lalu aku menetap di daerah lipatan itu.
Benar – benar wangi, aroma khas wanita.
“Aaaaaaaaaaaaaah dek, enak banget ahhhaahhh”rintihnya saat kujilati dan kuhisap2 memek yang sudah basah itu
“Iya dek lanjutkan dek, terus ahhh ought”
“Masukin aja dek ”
Mendengar kata itu, aku langsung bergegas.Pusakaku yang sudah siap untuk menghujangnya aku persiapkan.
dia terlentang dengan pasrah. aku masukan pusakaku yang ga terlalu besarsih, tapi lebih panjang jika dibandingkan dengan milik orang asli indonesia.
“Kok seret ya mbak?”tanyaku
berkali2 aku coba memasukan, sangat sulit.
“iya nih jarang dipake kok”guraunya.
akhirnya aku bisa memasukannya
“ahh ayo dek mainkan”desahnya membuatku semakin bernafsu.
aku mulai melakukan gerakan kluar masuk.
Lama kelamaan terasa ritme yang tetap, dan dia mengimbangi irama yang aku mainkan.
Suara yang khas dari tepukan paha kami membuat irama yang sungguh indah.
Semakin lama irama menjadi semakin cepat
“ooouuuuuhhh aaaahh iya dek itu enak dek”rintihnya lagi
“ahhhh dekkkkkkkkkkk aku hampir nih”
“iya mbak kluarkan aja”
“iya dek, nih”
“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHH
“rintihnya seiring dengan kurasakannya cairan hangat di dalam mem*k itu.
akhirnya kami ganti posisi dengan gaya DoGy
“ayo dek, maenkan lagi”
“Iya mbak”
aku sudah mulai panas, irama semakin keras dan dia jadi semakin sering mengeluarkan cairan hangat itu.
“ahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh enak dek, lagi dunk”Setiap dia mulai klimaks, selalu ngomong kayak gitu.
Akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang ingin keluar dari pusaka ini,seolah tak mau ditahan.
“aaaahhhh Mbak aku hampir kluar nih”
“Kluarin didalam aja dik, aku juga hampir nih ahhh”
“Kita bareng2 aja ya mbak”pintaku.
“Iya ddiiieekk,ahhh”
“hampirmbak”
“Ah ahhh UHHH aHHHHHHHHHHHHHAAAAAHHH”cairan yang panas keluar dari pusaka ku seiring dengan sesuatu yang panas juga kluar di dalam mem*k nikmat itu
Kemidian kami terkulai tak berdaya di atas ranjangku, pusakaku masih menancap di mem*k indah itu.
Dan filem dikomputerku tetap menyala hingga pagi hari.
Selanjutnya kami semakin sering melakukannya, kadang di sofa, di kamar mandi, bahkan di dapur juga pernah dan yang aneh lagi, di kebun belakang juga pernah.walau sudah banyak yang kost disini.
saat sepi kami manfaatkan waktu itu.

Cerita seks dengan Ibu hamil

Cerita ini adalah kiriman dari seorang eksekutif muda yang sedang bahagia pernah merasakan nikmatnya bercinta dengan wanita hamil, saking nikmatnya, dia mengirim cerita dengan bahasa alakadarnya, berikut cerita lengkapnya yang sangat panjang. selamat membaca.
Aku adalah seorang eksekutif muda yang baru diangkat menjadi manajer di sebuah perusahaan swasta di Surabaya. Sebut saja namaku Aldi, tinggi 175 cm kata orang aku mirip pemain bulu tangkis Ricky S. Kisah ini terjadi hampir setahun yang lalu. Umurku saat itu 30 tahun. Aku sudah beristri dan beranak 2, berumur 3 tahun dan yang bungsu baru 1 bulan. Isteri dan anakku masih tinggal di Malang karena saat melahirkan anak kedua tinggal di rumah orang tuanya dan belum pulang ke Surabaya.
Kisah ini terjadi saat pulang dari kerja lembur sekitar pukul 11:00 malam. Dengan mobil Baleno kesayanganku, aku menyusuri Jalan di kawasan perumahan elit yang mulai sepi karena kebetulan hujan gerimis. Ditengah perjalanan aku melihat perempuan setengah baya berdiri di bawah pohon di pinggir jalan. Aku merasa kasihan lalu aku menghentikan mobil dan menghampirinya.
Aku bertanya, “Ibu sedang menunggu apa?”
Dia memandangku agak curiga tapi kemudian tersenyum. Dalam hati aku memuji, Manis juga ibu ini walaupun umurnya kelihatannya di atasku sekitar 34 -36 tahun kalau digambarkan seperti artis Misye Arsita dan saat itu perutnya agak membuncit kecil kelihatan sedang hamil muda.
“Kalau ke manukan naik angkot apa ya Dik?”
“Wah jam segini sudah habis Bu angkotnya, Gimana kalo saya antar?”
Dia kelihatan gembira. “Apa tidak merepotkan?”
“Kebetulan rumah saya juga satu arah dari sini, mari naik!”
Setelah dia ikut mobilku, Ibu itu bercerita bahwa dia berasal dari Jawa Tengah, dia sedang mencari suaminya yang kebetulan baru 2 minggu kerja sebagai sopir bis jurusan Semarang-Surabaya, keperluannya ke sini hendak mengabarkan kalau anaknya yang pertama yang berumur 15 tahun kecelakaan dan dirawat di rumah sakit sehingga butuh uang untuk perawatan anaknya. Kebetulan alamat yang di tulis oleh suaminya tidak ada nomer teleponnya.
Sesampainya di alamat yang dituju kami berhenti. Setelah di depan rumah ketika akan mengetuk pintu ternyata pintunya masih digembok, lalu kami bertanya pada tetangga sebelah yang kebetulan satu profesi.
“Suami Ibu paling cepat 2 hari lagi pulangnya. Baru saja sore tadi bisnya berangkat ke Semarang. Kebetulan kami satu PO.”
Kemudian kami permisi pergi. Kelihatan di dalam mobil dia sedih sekali.
“Terus sekarang Ibu mau ke mana?” tanyaku.
“Sebenarnya saya pengin pulang tapi.. pasti saya nanti di marahi mertua saya kalau pulang dengan tangan kosong, lagian uang saya juga sudah nggak cukup untuk pulang.”
“Begini saja, Ibu kan rumahnya jauh, capek kan baru nyampek trus pulang lagi.. apalagi kelihatanya ibu sedang hamil, berapa bulan?”
“Empat bulan ini Dik, trus saya harus gimana?”
“Dalam dua hari ini Ibu tinggal saja di rumah saya, kan nggak jauh dari manukan nanti setelah dua hari ibu saya antar ke sini lagi, gimana?”
“Yah terserah adik saja yang penting saya bisa istirahat malam ini.”
“Oh ya, boleh kenalan.. nama Ibu siapa dan usianya sekarang berapa?”
“Panggil saja aku Mbak Menik, dan sekarang aku 35 tahun.”
Malam itu, dia kusuruh tidur di kamar samping yang biasanya dipakai untuk kamar tamu yang mau menginap. Rumahku terdiri dari 3 kamar, kamar depan kupakai sendiri dan isteriku, sedang yang belakang untuk anakku yang pertama. Malam itu aku tidur nyenyak sekali, kebetulan malam sabtu dan di kantorku hanya berlaku 5 hari kerja jadi sabtu dan minggu aku libur. Sebenarnya aku ingin pergi ke Malang tapi karena ada tamu, kutangguhkan kepergianku minggu depan.
Sekitar jam 8 pagi aku bangun, kulihat sudah ada kopi yang sudah agak dingin di meja makan serta beberapa kue di piring. Mungkinkah ibu itu yang menyajikan semua ini. Lalu setelah kuteguk kopi itu aku bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka dan kencing. Karena agak ngantuk aku kurang mengawasi apa yang terjadi, saat aku selesai kencing aku tidak sadar kalau di bathup Mbak Menik sedang telanjang dan berendam di dalamnya. Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, ketika aku membalik ke samping aku kaget dan sempat tertegun melihat tubuh telanjang Mbak Menik, tubuh yang kuning langsat dan mulus itu terlihat mengkilat karena basah oleh air dan buah dadanya.. wow besar juga ternyata, 36B. Pasti empunya gila seks. Lalu mataku berpindah ke sekitar pusarnya, di atas liang senggamanya tumbuh bulu kemaluannya yang lebat. Tak sadar kemaluanku tegak berdiri dan aku lupa kalau belum mengancingkan celana, Dan Mbak Menik sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata Mbak Menik sambil menutup buah dadanya dengan tangan serta mengapitkan kakinya. Aku baru sadar lalu buru-buru keluar.
Di kamar aku masih membayangkan keindahan tubuh Mbak Menik. Andai saja aku bisa menikmati tubuh itu… aku malah berpikiran ngeres karena memang sudah lama aku tidak mendapat jatah dari isteriku, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua. Lalu timbul niat isengku untuk mengintip lagi ke kamar mandi, ternyata dia sudah keluar lalu kucari ke kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Menik sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia masih telanjang bulat, kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya bergantian. Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam.
“Ouuuhh… Hhhmm… Ssstt…” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamarnya pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar dia menyebut namaku, “Ouhhh Aldiii.. Sss Ahhh..” Ternyata dia sedang membayangkan bersetubuh denganku, kebetulan sekali rasanya aku sudah tidak tahan lagi ingin segera menikmati tubuhnya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Menik, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Dia tersentak kaget lalu menarik selimut dan menutupi tubuhnya.
\ “Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup.
“Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi dia terus menghindar.
“Ingat Dik, saya sudah bersuami dan beranak tiga,” Dia terus menghiba.
“Mbak, saya juga sudah beristri dan punya anak, tapi kalau sekarang terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!”
“Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pintanya terus.
Aku hanya tersenyum, “Saya dengar tadi samar-samar Mbak menyebut namaku, berarti Mbak juga inginkan aku.. jujur saja.” Dan aku berhasil menyambar selimutnya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuhnya, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya. Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal.
“Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya.
Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaannya, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani. “Uhhh… ssss..” Akhirnya dia mulai pasrah tanpa perlawanan. Nafasnya mulai tersengal-sengal. “Yaahhh… Ohhh… Jangaaann Diik, Jangan lepaskan, terusss…” Gerakan Mbak Menik semakin liar, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini dia mulai menikmati permainan ini. Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya. Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang walaupun sudah menyusui tiga anaknya. “Yahh… teruuuss, enaakkk…” katanya sambil menggelinjang.
Kemudian aku bangun, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaannya yang merah mengkilat. Dengan rakus kujilati bibir kewanitaan Mbak Menik. “Aaahh.. Ohhh.. enaakkk Diik.. Yaakh.. teruusss..” Kemudian lidahku kujulurkan ke dalam dan kutelan habis cairan maninya. Sekitar bulu kemaluannya juga tak luput dari daerah jamahan lidahku maka kini kelihatan rapi seperti habis disisir. Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk menggagahinya. “Sudaahhh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Menik. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka. Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.
“Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahhh…” Dia menjerit saat kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin cepat. “Oughhh.. Ahhh.. Ahhh.. Ahhh..” Mbak Menik mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil.
“Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu.. aaahhh…” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan, “Seerrr… serrr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Dia mengalami orgasme yang pertama. Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya. Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku memintanya untuk doggy style. Dia kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleeep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Menik menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku. “Yahhh.. ennakk.. Dik punyaa kamu enak banget.. Aahhh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehhh..” Dia semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan. Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata dia juga mendapatkan orgasme lagi. “Creeett.. croottt.. serrr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi.
Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Menik dengan wajah penuh keringat tersenyum puas kepadaku.
“Terima kasih Dik, saya sangat puas dengan permainanmu,” katanya.
“Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku.
“Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.”
Akhirnya selama 2 hari sabtu dan minggu aku tidak keluar rumah, menikmati tubuh montok Mbak Menik yang sedang hamil 4 bulan. Berbagai gaya kupraktekkan dengannya dan kulakukan di kamar mandi, di dapur dan di meja makan bahkan sempat di halaman belakang karena rumahku dikelilingi tembok. Di tanah kubentangkan tikar dan kugumuli dia sepuasnya. Pada istriku kutelepon kalau aku ada tugas luar kota selama 2 hari, pulangnya hari Senin. Mbak Menik bilang selama 2 hari itu dia betul-betul merasakan seks yang sesungguhnya tidak seperti saat dia bersetubuh dengan suaminya yang asal tubruk lalu KO. Dan Dia berjanji kalau sedang mengunjungi suaminya, dia akan menyempatkan meneleponku untuk minta jatah dariku.
Minggu malam kuantarkan dia ke kost suaminya tapi hanya sampai ujung gang dan tidak lupa kuberi dia uang sebesar Rp 500.000,- sebagai bantuanku pada anaknya yang sedang di rumah sakit. Setelah istriku balik ke rumah, dia menghubungiku lewat telepon di kantor dan ketemu di terminal. Kami melakukan persetubuhan disalah satu hotel murah di Surabaya atau kadang di Pantai Kenjeran kalau malam hari. Hingga kehamilannya menginjak usia 7 bulan kami berhenti, hingga sekarang dia belum memberi kabar, kalau dihitung anaknya sudah lahir dan berusia 6 bulan.

Ngentot Bu Dokter

Shinta adalah seorang dokter muda yang baru saja menamatkan pendidikan dokternya pada sebuah universitas ternama di Sumatera. Sebagaimana dokter baru ia harus menjalani masa ptt pada sebuah desa di daerah itu. Orang tua dan tunangannya keberatan jika Shinta melaksanakan ptt di daerah itu, selain jauh dari kotanya dan daerah itu masih terbelakang dan terisolir. Orang tua Shinta sangat keberatan dan ia mengupayakan agar Shinta ditempatkan pada daerah yang dekat dan tidak terisolir itu. Upaya orang tuanya ini gagal karena telah menjadi keputusan instansi pusat dan tidak dapat di batalkan.
Kekuatiran orang tua dan tunangannya amat beralasan, karena Shinta adalah masih muda dan belum mengetahui seluk beluk masyarakat desa itu, ditambah kerasnya kehidupan di desa yang terkenal dengan kebiasaan masyarakatnya yang primitif itu. Selain itu Shinta akan menikah dengan Rudi tunangannya beberapa bulan lagi. Memang Shinta dan Rudi telah lama pacaran dan kedua orang tua mereka merestui hubungan mereka.
Shinta adalah seorang gadis yang masih berumur 24 tahun merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tdk heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya. Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Rudi yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.Rudi adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah BUMN di kota itu, selain itu ia anak dari sahabat ayah Shinta. Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.
Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Shinta dengan diantar ayahnya dan Rudi didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 mhari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Shinta di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Shinta resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Rudi pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Shinta untuk berhati-hati.
Hari pertama ia bertugas Shinta dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Shinta menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama pak Tanba. Pak Tanba amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu. Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Shinta untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Shinta saat Shinta ingin ke desa sebelah. Bagi Shinta keberadaan Pak Tanba ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.
Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Shinta telah membuat paka Tanba menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Shinta yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Tanba. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Shinta merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu pak Tanba.
Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru pak Tanba mempercepat kendaraannya , secara otomatis Shinta memegang pinggang pak Taba dengan erat dan dalam suasana itu pak Tanba dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Shinta dengan nyata. Lalu mereka sampai di kediaman Shinta yang merupakan juga rumah milik pak Tanba. Sesampai didalam rumah, Shinta masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang pak tanba ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.
Saat Shinta berganti pakaian tadi pak Tanba mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Shinta seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.
“Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Shinta,
“Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
“Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang pak Tanba.
“Baiklah pak…” jawab Shinta.
Lalu Shinta kedapur dan membuatkan kopi untuk pak Tanba.
“Pak, ini kopinya ..”.
“Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”
“O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hanagat?” jawab Shinta.
“Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Taba, sambil memandang kearah Shinta.
Hingga saat itu hujan belum reda dan paka Tanba terpaksa nginap di rumah itu. Shinta terus menemani paka Tanba ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Tanba mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Shinta. Shinta tak enak hati jika ia meninggalkan pak Tanba sendirian malam itu karena pak Taba telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Shinta yang mulai ngantuk itu lalu pak Tanba menyuruh Shinta tidur duluan.
“Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”
“Wah saya nggak enak ni pak masa pak Tanba saya tinggal.” Shinta memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.
Dari tadi pak tanba terus memperhatikan Shinta karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Shinta dengan tidak menampakkan keinginannya.
Padahal saat itu tanpa di sadari Shinta pak Tanba telah duduk disamping Shinta.
“Bu… Shinta.., dingin ya buk..” kata pak Tanba.
“Ya pak…,” sahut Shinta.. dengan pasti pak Tanba, meraih tangan
Shinta…
“Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Tanba.
Shintapun membiarkan pak Tanba meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu pak Tanba melingkarkan tangannya di bahu Shinta dan mengelus balik telinga Shinta, padahal itulah daerah sensitif Shinta. Kepala Shinta lalu rebah di bahu pak Tanba dan seperti sepasang kekasih pak Tanba terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Shinta.
Shintapun meresapi usapan dan elusan lembut laki-laki yang seusia dengan ayahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat Shinta membiarkan tindakan Tanba itu. Pak Tanba lalu berdiri, dan menarik tangan Shinta hingga berdiri. Shinta menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan Shinta berbaring.
“Bu, tampaknya ibu capai.” kata pak Taba.
“Ya pak..” kata Shinta.
Pak Tanba keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar Shinta kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli Shinta yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu.
Pak Tanba berjalan kearah Shinta, yang saat itu duduk ditepian ranjang.
“Pak.. koq di kunci?” tanya Shinta.
“Biasalah bu, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk…” timpal pak Taba.
“Bagaimana bu apa masih Dingin?” tanyanya.
“Iya pak…” angguk Shinta.
“Baiklah buk bagaimana jika saya pijitin kepala ibu itu biar segar.” kata pak Tanba
“Silahkan pak…” jawab Shinta.
Lalu Shinta duduk membelakangi pak Tanba dan pak Tanbapun naik ke ranjang itu dengan memijit kepala dan tengkuk Shinta. Padahal yang dilakukannya adalah meransang Shinta kembali untuk bisa mengusainya. Sebagai laki-laki berpengalaman tidaklah susah bagi Pak Taba untuk menaklukkan Shinta, yang ia tahu belum begitu tau tentang dunia sex dan laki-laki.
Dengan gerakan lembut dan pasti usapan tangannya mulai dari tengkuk hingga balik telinga Shinta.
Shinta … menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan pak Tanba. Dari dekat pak Tanba dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit Shinta. Beberapa saat lamanya pijitan Tanba itu telah turun ke punggung dan diluar kesadaran Shinta kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bh yang menutup payudaranya. Bh itupun dengan kelincahan tangan pak Tanba jatuh dan sempat dilihat pak taba bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan pak taba lalu meremas payudara Shinta. Shinta sadar dan menahan gerakan tangan Pak Tanba..
“Sudah pak…, jangan lagi pak…” sambil memakai kimononya kembali sedang bhnya telah terjatuh.
Pak tanba kaget dan ia memandang mata Shinta, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar Shinta, kembali bisa ia kuasai.
“Maaf bu.., kalau tadi saya lancang.” kata pak Tanba.
Shinta diam saja. Sedang saat itu pak Tanba hanya selangkah lagi bisa mengusai Shinta. Lalu pak Taba berjalan keluar dan ia tinggalkan Shinta. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping Shinta, pakaian Shinta saat itu acak-acakan.
“Bu…, apa ibu marah?” tanaynya.
“Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini.” terang Shinta.
Pak Tanba manggut-manggut mendengar perkataan Shinta.
Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, pak Tanba mengerti jika Shinta khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu Shinta harus bisa ia gauli.
Dalam kebiusan sikap Shinta saat itu, pak Tanba kembali meraih tangan Shinta dan menciumnya, Shinta diam membisu, lalu pak tanba memeluk Shinta dan tidak ada penolakan dari Shinta, Rupanya Shinta saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak pak Tanba. Dijari Shinta memang melingkar cincin tunangan dan pak Tanba tidak memperdulikannya.
Dengan kelihaiannya, kembali Shinta larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan laki-laki desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono Shinta, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu, tanpa bisa ditolak Shinta.Dengan penuh nafsu pak Tanba memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh Shinta dan membuatnya pasrah kepada pak Tanba.
Sebelah tangan Tanba turun dan merongoh cd Shinta dan memasuki lobang itu yang telah basah. Lalu ia buka dan tubuh Shinta ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina Shinta yang tertutup oleh sedikit bulu halus.
Pak Tanbapun lalu membuka baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Penis Tanba amat panjang dan besar. Shinta saat itu tidak tahu apa-apa lagi.
Pak Tanbapun lalu membuka kedua kaki Shinta dan mengarahkan penisnya kebelahan vagina Shinta.
Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki Shinta yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala penisnya.
“Aduhhhhhh pak.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak…” jerit Shinta. Pak Tanba lalu menarik penisnya kembali. Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan penisnya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala penis masuk…
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Shinta.
“Sebentar bu…” kata Pak Tanba.
“Nanti juga hilang sakitnya buk…” terangnya lagi.
Sekali hentak maka seluruh penisnya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu Shinta merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan sakit saat penetrasi tadi.Pak Tanba telah berhasil merobek selaput dara Shinta, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus Shinta saat itu dan membasahi sprey yang kusut.
Tangan pak Tanbapun terus memilin payudara Shinta dan kembali menahan pinggul Shinta. Lebih kurang 20 menit ia maju mundurkan penisnya kedalam vagina Shinta sedang Shinta telah 2 kali orgasme, barulah ia muntahkan spermanya didalam rahim Shinta. lalu ia tetap diam diatas tubuh Shinta. Terlihat ketika itu, tubuh putih mulus Shinta berada dibawah tubuh pak Tanba yang masih membelai dada dan menjilat bibir dan lidah Shinta. Kedua tubuh manusia itu penuh keringat. Di sudut mata Shinta ada air mata karena keperawanannya telah hilang bukan karena tunangannya tapi oleh laki-laki tua itu.
Ia tidak punya pilihan lain karena telah terlanjur di setubuhi Pak tanba. Hingga menjelang pagi pak Tanba kembali mengulang permainan sex itu dengan Shinta, hingga Shinta merasakan kenikmatan dan mengetahui rahasia dalam permaianan dewasa. Rudi tidak ia inagt lagi dan saat itu ia terbelenggu oleh gairah dan nafsu yang di berikan pak tanba.
Sejak saat itu, hub kedua insan yang berbeda umur sangat jauh itu terus berlangsung di rumah itu , kadang-kadang di gubuk milik pak Tanba di tengah hutan daerah itu. Shinta merasa heran karena laki-laki seumur pak Tanba masih memiliki stamina yang prima dalam berhubungan. Tidak heran jika pak Tanba memiliki 3 orang istri dan memiliki 3 orang anak yang telah dewasa.
Tanbapun bermaksud untuk menjadikan Shinta istrinya yang ke 4 karena ia amat bangga bisa memerawani seorang Dokter dari kota dan cantik. Untuk itulah ia terus berusaha menyetubuhi Shinta hingga bisa hamil oleh bibitnya. Shintapun sulit melepaskan diri dari pak Tanba. Ia sedang berpikir untuk membatalkan pertunangan dengan Rudi, karena bagaimanapun ia sudah tidak perawan lagi.

Bercinta dengan Istri muda Pejabat

Menjadi pejabat memiliki banyak godaan sealin korupsi tentu perselingkuhan dan akhirnya nikah siri, tak heran banyak pejabat kita memiliki istri muda, tak ingin berzinah, para pejabatpun memilih untuk menikah dengan istri muda. Istri muda yang menjadi simpanan pejabat harus rela untuk di tinggal, karena itu banyak dari simpanan pejabat tak bisa menyalurkan birahi, dan akhirnya perselingkuhan pun terjadi.
Aku seorang lelaki dengan umur 24 tahun, orang bilang aku lumayan tampan dengan potongan rambut yang selalu pendek..tubuh ku agak kecil tinggiku 160 dengan berat badan 55 kg jadi yah lumayan kurus namun terlihat lincah….saat ini aku kuliah semester akhir di suatu perguruan tinggi swasta ternama di makassar..
Aku kuliah jurusan pariwisata yang tentunya banyak di huni oleh wanita-wanita cantik…
Namanya rani tubuhnya sangat indah, kulitnya putih, tinggi 165 dan penampilan sangat sexy….dia merupakan mahasiswi baru di jurusan ku, umurnya sekitar 20 tahun orangnya tampaknya lugu setiap dia lewat depan kelas ku dia selalu tersenyum….
Terus terang aku jadi penasaran untuk berkenalan sama dia namun aku juga merupakan cowok yang agak pemalu kalo berurusan dengan wanita karena mulai aku kuliah sampai saat ini aku belum punya pacar di kampus ini…kalau pacaran dengan perempuan nakal memang banyak namun kalo pacaran serius belum pernah…
Semakin hari perasaan ku semakin suka sama rani sehingga suatu sore aku beranikan berkenalan dengan dia ketika mau pulang kampus….
Ternyata nama aslinya Maharani, dia tinggal dekat dengan kampus bersama kedua orangtuanya sehingga dia pulang hanya berjalan kaki…
Perkenalannya amat singkat karena nampaknya dia tidak terlalu merespon dengan baik dia hanya menyebutkan namanya kemudian bla2x sedikit, lalu pulang…
Keesokan harinya kemudian aku menanyakan nomor hpx namun rani tidak memberikan dengan alasan hpx jarang dia aktifkan…aku hanya bingung karena dia langsung pergi…
Aku semakin penasaran karena rani semaki misterius….sulit untuk di ajak bicara….
Suatu sore aku mengikuti dia dari belakang menuju kerumahnya dan memang ternyata rumahnya tidak terlalu jauh dari dari kampus dan ternyata dia masuk kerumah besar yang merupakan rumah salah satu pejabat besar di kota ini….aku sempat kaget alo ternyata rani merupakan seorang anak pejaba…tapi kenapa dia begitu tertutup…seperti terasing dari yang lain…
Aku tetap menunggu beberapa saat dan kemudia tidak berapa lama pemilik rumah itu tiba dan langsung masuk kerumah sedangkan supir dan mobilnya keluar lagi entah kemana….
Rumah itu tanpak sepi…sampai sekitar 2 jam saya menunggu akhirnya saya putuskan untuk pulang karena tidak ada perkembangan…
Hampir satu minggu aku mengikuti rani pulang dan tidak ada perubahan semunya sama setiap harinya….
Akhirnya aku beranikan diri untuk pergi kerumahnya pada suatu malam…
Kira kira pukul setengah delapan aku tiba dirumah itu, ak sudah mempersiapkan alasan untuk meminjam buku anak semester satu sebagai bahan untuk tugas akhirku….
Aku membuka pagar dan langsung mengetuk pintu rumah…
Cukup lama kuketuk dan akhirnya seorang laki2 membukaka pintu yang ternyata pejabat itu….
“Malam pak….ada Rani” tanyaku agak gugup…
“ada perlu apa ya” suara pejabat itu agak parau
“saya teman kampusnya pak mau pinjam buku sama rani Karena ada tugas untuk besok.”
“oh….mari masuk..raninya lagi dikamar…mngkin lagi belajar..tunggu sebentar ya bapak panggilkan…” kemudian pejabat itu masuk keruangan dan tidak lama rani keluar dan tampak sangat terkejut ketika melihatku….
“oh kak dwi..ada apa kak..? kok tau rumah saya disini…?sama siapa…?”
Aku cukup kaget ditanya dengan banyak pertanyaan…
“satu-satu donk dek nanyax…jadi bingung nih mau jawab yang mana duluan,….”
“sory kak cuman kaget aja ternyata kakak yang dating….”jawab rani sambil tersenyum manis…
Gila cantik banget nih cewek…
“anu dek eh anu..cuman mau pinjam buku dasar2 pariwisata untuk bahan tugas akhir kakak…”
“oh…kakak mau lama atau sebentar disini…?”
“maksudnya dek..?”
“enggak kalo lama biar saya bikinin minuman…”?
“boleh dek sekaligus mau cerita cerita…gak papa kan..?”
“gak papa kebetulan saya juga lagi bete nih…”
Kemudian rani masuk kedapur…ternyata rani di rumah sangat berbeda dengan di kampus..dia sangat ramah….
Tak lama kemudian rani keluar dengan membewa segelas orange juice….
“Mari kak diminum..”
“ok thanks….disini ga ada pembantu ya…?”
“ga ada kak…kan ada saya…”
“yang tadi itu papa kamu ya..?”
“ehmmmm….iya kak tapi papa angkat….”
“ohhh…trus kayax kamu orang baru deh disini karena aku ga pernah liat kamu selama ini….padahal sudah empat tahun aku kuliah di dekat rumahmu…”
“iya kak…panjang banget ceritannya……”
“trus boleh di certain gak…?”
“nanti aja kak ya belum waktunya…? Kita ngobrol masalah kuliah aja ok..??”
“ok deh…”
Akhirnya kami mengobrol masalah kuliah dan temen-temen kampus Linda sampai jam setengah sepuluh…intinya tidak ada sama sekali informasi yang bisa ku peroleh tetang keluarga ini…dan itu mebuatku semakin penasaran….
Kemudian aku pamit pulang pada ayah angkatnya dan nampaknya ayah angkatnya tidak senang melihat aku….
Malam itu aku tidak langsung pulang namun diam-diam aku kembali menorobos masuk dan mencari celah untuk mencari tahu apa sebenarnya misteri di rumah ini….
Pekarangannya cukup luas namun tidak ada satpam dan nampak rumah ini sangat sepi seperti tidak berpenghuni….
Aku mengelilingi rumah itu dan akhirnya aku mendapatkan jendala yang masih terbuka di samping ruangan tv…kulihat kedalam tampaknya tidak ada orang….tangan ku kumasukkan kedalan terali jendala dan mencoba untuk membuka kunci pintu dari dalam..
Klek….pintu itu terbuka….dalam hatiku aku berfikir perbuatan ini sangat nekat karena jika tertangkap basah aku pasti mendapat masalah besar apalagi ini merupakan rumah seorang pejabat…tapi aku sudah terlanjur penasaran dan kepalang basah ya kulanjutkan kembali misi ku untuk mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya di rumah ini…
Aku mendengar suara orang sedang bercerita….
“tadi itu siapa..?”
“teman kuliah pa…?”
“bukan pacar….”?
“bukan….suer deh…”
Kemudian aku mengintip keruangan itu dan ternyata Linda bersama ayah angkatnya sedang makan malam……
Tidak lama kemudian mereka selesai makan dan Linda membersihkan meja makan dan kemudian mereka keluar menuju ruang tamu….
Aku langsung cepat bersembunyi di ruangan tamu yang kebetulan lampunya mati sehingga tidak terlihat dari ruang televisi…
“Lin..jendela sama pintu sudah kamu tutup semua…?”
“sudah pa…?”
Tidak lama kemudian Linda datang dan langsung duduk disamping ayah angkatnya dan kepalanya disandarkan di bahu aya angkatnya itu….
Sambil menonton televisi mereka saling berpegangan tangan…dan aku tidak tahu apa yang mereka tonton karena televisix membelakangiku…jantungku berdegup kencang ketika kulihat tangan ayah angkatnya Linda menjalar kedada Linda dan mulai meremas-remasnya
dan nampaknya Linda sangat menikmati hal itu….
Desahan Linda cukup terdengar di telingaku karena tidak ada suara televisi ….
“Uhffff….ahhhhh….terus pa…..nikmat….”
Kemudian dengan lincah pejabat itu membuka baju dan bhx Linda…serta menurunkan celana pendek yang dipakai Linda….
Kini Linda hanya menggunakan cd tipis yang berwarna ungu…
Dia tampaknya pasrah dan menunggu apa selanjunya yang akan dilakukan padanya…..
Pejabat itu kemudian melepas pekainya sendiri sampai bugil…
Kini pejabat itu telah bugil dan tampak senjata itu berdiri tegak….tidak terlalu besar…kira2 13 centi…ukuran standar….
Sementara Linda masih bersandar disofa…..
Tak lama kemudian pejabat itu nai ke sofa dan mengarahkan senjatnya ke mulut Linda…dan dengan sigap Linda mulai melakukan tugasnya….
Linda mengecup kemudian dengan lembut dimasukkan kedalam mulutnya dan semua senjata itu bles masuk kemulut Linda hanya terlihat bulu pejabat itu yang menempel di hidung dan pipi Linda…
Sementara pejabat itu nampaknya sangat menikmatinya….
Hisap terus lin… jangan dilepas….terus…hisap yang kuat…….
Linda terus mengisap senjata itu…terlihat pipinya kempot…..sementara tangan yang satunya lagi …memilin-milin biji yang berada di bawah senjata itu….
Kemudian tidak lama kemudian pejabat itu mulai menggenjot pinggulnya sehingga kepala Linda mulai bergoyang maju mundur….
“ssshhhh ….nikmat lin….ahshhhh…uhhhhhhffff….terus sayang …..terusssssss….”
Pejabat itu kemudian mencabut senjatanya dari mulut Linda dan memasukkan kembali dengan kasar sehingga Linda tampak tersedak….namun pejabat itu tak peduli….
Terlihat mulut Linda yang kecil terlihat memerah karena sesaknya senjata yang masuk ke mulutnya….
Semakin lama genjotan pejabat itu semakin kencang kemulut Linda sampai akhirnya pejabat itu terlihat menenggang dan memasukkan dalam-dalam senjatanya kemulut Linda…
“ahhhhhhhhhh……ahhhhhhhh…..achhhhhh……..”
Nampaknya pejabat itu mengalami orgasme dan di memuntahkannya di mulut Linda yang paling dalam….dan nampaknya Linda sungguh menikmati hal itu….di terus menghisap senjata itu seperti tak mau melepaskannya sambil menelan seluruh sperma yang menyemprot tenggorokannya….
Linda terus menghisap senjata itu dan tampaknya pejabat itu mulai merasa geli dan akhirnya mencabutnya dari mulut Linda
Linda tampak kecewa ketika senjata itu di cabut….
Kemudian pejabat itu duduk disamping Linda…
“nikmat banget sedotan kamu sayang….”?
Linda tersenyum sambil terus memegangi senjata pejabat itu yang sudah mulai layu…
Sekitar sepuluh menit mereka bercerita sambil saling merangsang…..
Aku terus memandangi tubuh Linda yang begita indah….
Susunya masih mengkal…ukuran 32 B…putingnya berwarna pink dan kulitnya putih mulus tanpa noda….sementara kulihat cd ungu yang dia kenakan sudah sangat basah….
Tak lama kemudian Linda menarik pejabat itu ke lantai dan disuruhnya berbaring….dan Linda memulai kembali bergerilya….dia menjilat seluruh tubuh pejabat itu dari muluai leher sampai kelutut berulang-ulang….
Nampak pejabat itu menggelinjang kenikamatan dan senjatanya sudah mulai berdiri tegak kembali….lita mulai mengulumnya kembali dengan lincah…
Setelah itu Linda melepaskan cd ungunya dan kemudian berjongkok tepat diatas senjata itu……
Perlahan –lahan Linda mengarahkan senjata itu kesarang miliknya….
Blesss….senjata itu menghilang diantara pantat Linda….
Kemudian Linda mulai menggoyangnya dengan liar sementara pejabat it uterus meremas susu milik Linda…..
“ahh…..terus….enak banget sayang….goyang terus…..aku mau keluar nih…..”
kemudian Linda dengan cepat mempercepat goyangan itu …dan semakin liar….
“ohhh….ahhhh…ohhhh…uhfffff….” suara Linda terdengar..
“aku keluaaaar sayang……ahhhhh……achhhhhhh”
Pejabat itu nampaknya mengalamai orgasme yang kedua sementara Linda masih terus menggoyangnya karena Linda belum mengalami orgasme….
Aku menyaksikan kejadian itu sambil menservis sendiri senjataku by hand….
Terlihat nampaknya Linda kecewa dengan pejabat itu karena Linda belum puas sementara pejabat itu sudah lemas berbaring di lantai….
“Sory sayang ya papa keluar duluan habis kamu liar banget sih n punya kamu sempit banget jadi siapa yang bisa tahan di goyang kaya gitu….”
Aku mulai berfikir kotor untuk mencari kesempatan memuaskan Linda malam ini….
Namun aku kehilangan akal karena tidak lama kemudian mereka berdiri dan langsung masuk kekamar….
Aku kemudian bengong sendiri menyaksikan kejadian barusan sementara torpedo ku masih berdiri tegak….aku berjalan pelan ke arah tempat perang tadi….masih tercium aroma birahi yang kuat…kemudian aku servis tropedoku sendiri by hand dan memuncratkannya dilantai bercampur dengan sisa-sisa perang tadi….
Kemudian aku mulai bingung bagaimana caranya aku bisa mendapatkan Linda…
Yang ku tahu sekarang intinya Linda mempunyai nafsu yang sangat tinggi….
Melanjutkan cerita dewasa sebelumnya yang bersambung, tetang istri muda pejabat, Berikut adalah cerita lanjutannya. dalam cerita ini pun sepertinya akan bersambung, karena cerita terlalu panjang.
Akhirnya ak memutuskan untuk tidur dirumah ini karena tampaknya rumah ini hanya berisi dua orang sementara kamarnya cukup banyak….aku masuk kamar disebelah ruang makan dan tampaknya ternyata gudang….aku mulai menyusun rencana…..
Besok kalo tidak salah mahasiswa baru masuk kuliah jam 9.30…jadi aku bisa melakukkannya setelah pejabat ini berangkat kerja….
Aku pun tidur digudang sampai pagi….
Paginya aku terbangun cepat karena kebiasaan ku selalu bangun pagi namun belum terdengar suara apa apa….aku pun terus baring sambil waspada terhadap bunyi apapun kulihat sudah jam 7.30…tak lama kudengar suara langkah kaki menuju meja makan…Linda bersama pejabat itu sedang sarapan….setengah jam kemudian pejabat itu pamit..
“lin papa ke kantor dulu ya ntar siang kamu makan siang dirumah ya papa mau ambil jatah nih…”
“ok deh papaku sayang….ntar siang Linda puasin lagi….”
“ntar kalo kuliah pintu di kunci ya lin….papa berangkat dulu”
“siap bos…” Linda menjawab dengan manja….
Tak lama kemudian terdengar suara kaki Linda masuk kembali kekamar….
Aku pun keluar dari tempat persembunyianku….aku mulai berfikir bagaimana untuk memulainya,….
Terdengar suara air dalam kamar…
Linda sedang mandi tampaknya….
Aku pun ingin mandi rasanya karena sangat gerah kurasa….
Aku pun kearah dapur dan masuk ke kamar mandi belakang
Aku langsung melepaskan semua bajuku dan langsung mandi serasa rumah sendiri…
ketika sedang asyik mandi tiba-tiba pintu di gedor dari luar…
“hey sapa didalam…?”
Ternyata suara Linda dan aku mulai panik tidak karuan….
“papa ya….? Jawab donk”
Aku pun nekat dalam keadaan bugil langsung ku buka pintu dan Linda tampak sangat terkejut….kak dwi….!!!!!!!?
Aku langsung menarik Linda kekamar mandi dan langsung memeluknya sementara dia masih menggunakan handuk karena baru selesai mandi….….
“kak…lepasin…?” nampak linda mulai menjerit..
Aku pun langsung melumat bibir sementara tanganku manarik turun handuknya…
Linda terus meronta mendorong ku namun tenaganya tidak cukup kuat untuk melepaskan dekapan ku….
“kak…ssshhhh…uhffff….sudah kak….aku ini istrinya orang….”Linda mulai mendesah..
Aku langsung terkejut dan melepaskan dekapan ku..
“maksudnya…? Kamu istrinya siapa…?”
Nampak Linda tertunduk malu….
”panjang ceritanya kak…okelah saya ceritakan semuanya tapi jangan disini kak kita keruangan televisi saja terus kakak pake baju dula ah…”kemudian Linda keluar kamar mandi dengan bugil karena handuknya basah jatuh ke lantai..
Aku pun memakai baju ku dan langsung keruangan televise…
“tak lama kemudian Linda keluar menggunakan daster tipis dan sepertinya tidak menggunakan bh karena benjolanya terlihat jelas….
“Ok kak sebelum saya menjelaskan semuanya saya mau Tanya gimana kakak bisa mandi pag-pagi di sini …?”
Aku pun menceritakan yang sebenarnya mengenai kejadian tadi malamdan alasan kenapa sampai begini karena eku begitu mencintainya dan penasaran dengan semua misteri tentang Linda…
“jadi kakak sudah tau semua donk…”
“iya tapi belum jelas alur ceritanya…cuman yang hot-hot aja yang tau” jawabku sambil tersenyum…
“ah kakak jadi ga enak nih…”
Lalu Linda menceritakan masalah yang sebenarnya…
Linda ternyata gadis desa yang dinikahi oleh pejabat ini secara sirih karena orang tuanya terbelit hutang… dan Linda pun tidak keberatan karena dia ingin membantu orang tuanya…
Namun dia dipaksa untuk mengaku jadi anak angkat pejabat ini….
”Oh… begitu ya…sory kalau saya jadi buat kamu sedih lin…”
“nggak kak aku bahagia kok…sekarang hidupku berubah seratus persen penuh dengan kemewahan….”
Kami pun saling diam entah apa yang saling kami pikirkan….
Tidak lama kemudian Linda mendekat dan langsung memegang senjataku yang masih tertidur…
“kakak kan udah liat semuanya tadi malam jadi tolong kakak jangan cerita sama siapapun ok…n sekarang kakak tolong puasin saya karena tadi malam saya belum puas….n kakak nanti saya servis full…”
“Ok…tapi tunggu dulu…kamu kok bisa jadi seberingan begini padahal kan kamu baru berapa bulan di kota….”
“iya kak tapi saya selalu di suruh nonton film blue untuk belajar katanya bapak…n ternyata bapak ga sanggup puasin saya…”
“ok tapi tapi ada aturan mainnya kamu bakal puas saya jamin tapi turutin apa yang saya bilang ok…”
“ok kak….deal…”
“sekarang kamu lepas daster kamu n cd kamu terus berdiri di depan saya….”
Linda pun melepakan dasternya dan berdiri di hadapan ku persis bulu-bulu halus di hadapan mataku…
Aku pun memandanginya penuh kagum…tubuhnya putih mulus….toketnya kencang dan masih mengkal…kemudian bulunya tipis dan uhffff ……….pahanya putih mulus……
“cepet donk kak jangan cuman diliatin ga tahan nih….”
Gila nih anak nafsunya tinggi banget…
“ntar dulu mau puas ga..?”
“sekarang kamu berbaring dilantai….”
Linda pun menurut….
“buka pahanya lebar-lebar….”
Woooouwww mhemek nya merah muda……..dan nampak cairan bening disekeliling klitorisnya….
Linda memejamkan matanya….aku segera melantai dan duduk disampingnya…
Mulai ku kecup keningnya terus turun…ku jilat semua bagian mukanya..sampai kebelakang telinganya…..
“ahhhhhh….kaaakk….ampun kakkk…..uhhhhhffffff…..shhhhhh”
Kemudian kulumat bibirnya dan Linda pun langsung membalasnya dengan beringas….
Kemudian jilatan ku mulai turun ke leher….sampai ke dadanya dan kujilat di sekitar puting nya hampir lima menit….
“ ahhhhh…kakk….terus kak….nikmat……”
Kemudian kujilat lagi bagian perutnya dan kumainkan di sekitar pusat….nampak Linda menggelinjang kenikmatan dan aku pun terus melanjutkan permainanku….
Kuturunkan jilatan ku ke bagian paha sampai keselangkangan….linda pun menjerit nikmat…..
Kemudian ku pandangi lubang kecil berwarna merah muda dan kusentuhkan hidungku di lubang tersebut….harum sekali…nampaknya Linda sangat merawat bagian yang satu ini…
“ohhhhh…..kak…..sudah kakk…….ahhhhhhh”
Lalu mulai kumainkan lidah ku dilubang itu dan sesekali ku dorong lidahku agak kedalam….
Linda menjambak rambutku dengan erat nampaknya dia sudah mau klimaks dan semakin lincah ku goyangkan lidah ku di lubang itu…..
“kak…aku mau keluarrrrrrrr…..ga tahan…….ouhhhhhhhhh…..aaahhhhhhhhhhhh…..”
Linda mencengkram rambutku dan cairannya dengan deras keluar….banyak sekali dan rasanya sungguh nikmat…..kujilat semunya cairan cinta Linda sampai bersih,….
“ohhhhh kakk……nikmat banget……cape kak……ohhhhhhhh…..”
Linda terus meracau sambil menarik rambutku….
Kemudian aku duduk disamping nya…..aku masih berpakaian lengkap…..
“lin sekarang kamu balik tengkurap…..”
Aku pun melepaskan semua pakaian ku…dan duduk mengangkang di hadapan mukanya…
Tampak senjataku berdiri tegak…
”hahhhh….kak gede banget……gila ….hitam banget lagi….”
Ya ukuran penisku memang tergolong besar 17 senti karena aku mengunakan ramuan untuk memperbesar alat kelamin….
“sekarang kamu jilatin dulu mulai dari bijinya sampai ujung batang nya…..”
Linda pun menurut …..sambil tengkurap dia melaksanakan tugasnya……..
Lidahnya sangat lincah….dia mempermainkan batang kemaluahku sampai keujung nya….
Ahhhhh. Lin enak banget jilatan mu….
Kemudia Linda mulai memasukkan senjataku kedalam mulutnya dan dia memaksa untuk memasukkan seluruhnya…….
“oooucchhhh….ah…..hangat banget lin…terus lin sampai dalam…..”
Linda pun meneruskan sampai bibirnya tersandar di batang kemaluanku….
Terasa ujung senjataku menyentuh bagian dalam tengorokannnya dan seperti di pijit-pijit….
Linda pun mengocoknya menggunakan mulutnya…….
“ahhhh.lin….hisap yang kuat lin…….enak banget mulutmu……”
Linda mempercepat hisapan nya seperti kesurupan karena nampaknya Linda sangat terangsang…..
Akhirnya akupun menyuruhnya menungging seperti gaya dogy style dan kutancapkan senjataku kemulutnya dan terus ku pompa….nampak matanya memerah karena ku pompa sangat cepat…..dannnnn…..
“lin saya keluar linnn……hisap yang kuat linnnn…..”
“oooohhhhhhhhhhhhh……ahhhhhhhhhhhhhhhhh……….hhhhhhhh hhffffff”
Aku pun memuncratkan spermaku di mulutnya….dan Linda langsung menela semua spermaku…….
Linda terus membersihkan senjata ku hingga bersih dan senjataku masih tegak berdiri….
“kak kok masih tegak sihh…”
“itu tandanya masih mau lin…..”
Aku pun menyuruh Linda menjilat biji….
Tak lama kemudian setelah kurasa cukup tenaga ku aku pun menyuruh Linda terlentang kemudian kuarahkan senjata ku lubang kecil itu…
“pelan-pelan kak sakit….punya kakak besar banget…..”
Aku pun medorong pelan-pelan sambil ku maju mundurkan….
“sempit banget punyamu lin….gila bisa lecet punya ku…..”
“ahhhhh kakkk….sakit….pelan-pelan kak….uhfffff….terus…..nikmat kakk…..”
Aku pun terus mendorong senjata ku hingga mentok kedalam kemudian ku diamkan beberapa saat didalam supaya Linda dapat beradaptasi dengan besarnya senjataku…
“Kak cabut kak agak sakit….”
Aku pun macabut nya kemudian memasukkan kembali pelan pelan dan nampaknya Linda mulai menikmati karena mulai menggoyang kan pinggulnya mengikuti irama goyangan ku….
“huffffff…..terus kak…..konthol kakak enak banget…..ahhhh……”
Aku pu memompanya denga irama…kurasakan kothol ku serasa dipijat-pijat dan sangat hangat cairan nafsu milik Linda..
“ahhhh…kak Linda ga tahan…..enak kakk…….teruss….”
Linda memelukku erat dan mengangkat pingguknya agar senjataku full kandas di memhek nya…..
“ak aku keluar……ahhhhhhh……..hufffffff……..enak kakkk….”
Linda mencakar punggungku sambil mengejang dan terasa caira cinta yang begitu hangat membasahi sejataku….
Aku pun mencabut senjata ku dan kemudian mengambil tisu dank u lap sampai kering memhek Linda….
“kak kok di lap sih..?
“biar seret lagi….abis memhek mu enak banget sih….”
“sekarang kamu tengkurap….”
Linda pun tengkurap dan aku pun mulai mengarahkan senjataku ke memheknya Linda….
Gila sempit banget karena posisi Linda tengkurap dan kakinya lurus sehingga senjataku melesat melalui belahan pantanya dan kemudian masuk ke memhek Linda…memang tidak masuk semua namun sensasinya luar biasa…
“kak…sakit…..terus kak…..enak banget…..tusuk yang dalam…..uhhfffff…..”
Aku pun mlai mengoyang kembali dan nampak memhek Linda basah kembali dan dengan lincah senjataku ku tarik maju mundur…..sementara tanganku meremas remas punggungnya……
Hampir sepuluh menit kugoyang dan Linda sudah basah dengan keringat sekujur tubuhnya dan itu membuat dia tambah seksi…..
Lalu kusuruh linda duduk di sofa dan kakinya diangkat keatas sehingga memheknya terpampang jelas…..
Ku tusuk dengan kothol ku….
“ahhhh enak banget kakk……tersusin kak….jangan berhenti….”
Aku pun terus memompanya dengan irama yang lembut…..
Bulir-bulir keringatku barjatuhan dipaha Linda….
“kak terus kak…aku udah ga tahan nihhh….”
“lin aku juga…..mau keluaarrrrr…….uhhffffff….keluarin dimana…..?”
“di dalam aja kak…….ga papa…….”
Aku pun memompa dengan cepat………..uhfff…..
“aku keluar kakk………uuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhffffffffff………ahhhhhhh hhhhhhh”
aku terus memompa dan akhirnya….
“aku keluar lin…..”
Ku tancapkan dalam dalam senjataku…..
“ohhhhh……ahhhhhhh……ahhhh…..uffffffhhhhh….”
Spermaku pun membanjiri rahim nya……
Jangan di cabut kak…..biarin dulu……
Terasa konthol ku seperti di urut-urut didalam…..
Kemudian kucabut konthol ku dan sperma ku meleleh keluar dari memhek Linda….
Linda pun tampaknya kelelahan…..
Aku pun duduk disampingnya……..
“lin enak banget memhek mu…”
“konthol kakak juga enak banget….bener=bener puas…..baru kali ini saya nikmatin enaknya beginian”
“jam berapa suamimu pulang…”
Linda melihat jam diding….
“Jam sebelas….setengah jam lagi”
“Ok deh aku pulang dulu yah….”
“jangan kak…sembunyi aja dulu ntar kalo bapak kekantor lagi kita lanjut lagi….”
“trus saya sembunyi dimana…?”
“di kamar aja ntar kakak nonton aku main sama bapak….?
Ok deh dan aku bersiap untuk sembunyi dikamar….
Masih Bersambung… Nantikan Cerita berikutnya.